GridPop.ID - Di tengah keramaian kawasan Jakarta Selatan, terdapat banyak sajian tradisional dengan cita rasa enak.
Tak ada salahnya mencoba berwisata kuliner Ramadan di kawasan Jakarta Selatan.
Salah satu menu tradisional yang cukup populer di daerah Jakarta Selatan adalah soto.
Melansir Tribun Travel yuk intip menu soto di kawasan Jakarta Selatan yang cocok dijadikan wisata kuliner Ramadan.
1. Soto Kudus Blok M
Sudah ada sejak 1978 silam, Soto Kudus Blok M tentunya sudah tak asing bagi warga Jakarta Selatan.
Soto Kudus Blok M memiliki ciri khas dengan penyajiannya yang menggunakan mangkuk porselen kecil.
Rasanya gurih dan sedikit manis dengan isian suwiran ayam, tauge dan bawang putih goreng.
Warung Soto ini terletak di Jalan Wijaya I Nomor 44, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Icip Kuliner Ramadan di Semarang dengan Sederet Menu Makan Siang yang Beragam, Dijamin Bikin Nagih
2. Soto Jakarta Bang Madun
Berbeda dengan yang lainnya, Soto Jakarta Bang Madun yang sudah disajikan sejak tahun 1970 silam memiliki keunikan tersendiri.
Ciri khas Soto Jakarta Bang Madun adalah penggunaan sambal kacang dan kuahnya yang dicampur susu. Selain itu, daging yang digunakan pada campuran soto juga sudah di goreng.
Lokasi: Jalan Barito I Nomor 2, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
3. Soto Betawi Sambung Nikmat
Soto Betawi Sambung Nikmat memang sudah cukup populer dan terbilang legendaris.
Namun, kuliner tersebut juga dikenal dengan harganya yang terbilang mahal yakni Rp 80 ribu per poorsi.
Dijuluki soto sultan, kualitas soto betawi yang disajikan memang juara dan sebanding dengan harganya.
Lokasi: Jalan Ciputat Raya Nomor 2, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
4. Soto Betawi H. Husen
Soto Betawi H. Husen termasuk kuliner legendaris di Jakarta yang sudah ada sejak tahun 1988.
Meski sudah buka puluhan tahun, warung ini tak pernah sepi pembeli. Terdapat dua varian soto Betawi yang disuguhkan, yakni soto daging dan soto campur.
Soto daging berisi potongan daging yang empuk, sedangkan soto campur ditambahkan jeroan seperti babat, paru dan lainnya.
Lokasi: Jalan Padang Panjang Nomor 6C Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Soto sendiri merupakan makanan yang sudah ada sejak aba ke-19.
Melansir Kompas.com, dalam sejarahnya, soto berasal dari makanan populer abad ke-19 yang aslinya bernama caudo atau jao to.
Dalam dialek hokian, caudo atau jao to berarti 'rerumputan' jeroan atau jeroan berempah. Lombard menyebut caudo pertama kali populer di Semarang di abad ke-19.
Jao to kemudian dikenalkan ke masyarakat asli Indonesia. Sebelumnya orang China banyak menggunakan daging babi atau jeroan babi.
Namun karena banyak warga yang beragama islam, maka babi ddiganti dengan jeroab sapi, kerbau, atau ayam.
Penggunaan jeroan untuk isian jao to adalah karena harga daging saat itu sangat mahal.
Pada abad ke-19, sebutan soto sangat populer diperuntukkan kepada penjual yang biasanya menggunakan pikulan saat menjajakan dagangannya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Travel |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar