Melansir dari Kompas.com, Elon Musk adalah anak tertua dari tiga bersaudara.
Ayahnya, Errol Musk adalah konglomerat di Afrika Selatan dengan bermacam-macam bisnis. Lalu sang Ibu, Maye Musk adalah model dan ahli gizi asal Kanada.
Adik laki-lakinya, Kimbal Musk adalah pebisnis sekaligus pencinta lingkungan. Dia punya seorang adik perempuan bernama Tosca Musk yang berkiprah di dunia seni, yakni sebagai sutradara dan produser.
Musk dibesarkan di keluarga yang ambisius. Masa kecil dan mudanya juga tidak mudah, terutama setelah orangtuanya bercerai. Dia sempat tinggal beberapa tahun dengan sang ayah di Pretoria hingga akhirnya hijrah ke Kanada pada usia 17 tahun.
Dia sadar akan lebih mudah masuk ke Amerika Serikat jika dia memiliki paspor Kanada. Musk lantas memanfaatkan status kewarganegaraan sang Ibu untuk mendapatkan paspor Kanada saat itu.
Selama itu, dia bekerja serabutan, mulai dari membersihkan sampah gandum di peternakan, memotong kayu, menjadi tukang bersih-bersih, hingga menjual komponen komputer. Semua dilakukan untuk bertahan hidup.
Tahun 1990, Musk melanjutkan studi di Queen's University di Ontario, Kanada. Dua tahun kemudian, dia pindah ke Universitas Pennsylvania, AS dan lulus dengan gelar sarjana ekonomi tahun 1997. Dia lalu mengambil kuliah strata satu lagi, kali ini jurusan fisika.
Musk pernah mengambil studi di Universitas Standford untuk mengejar gelar Ph.D. Namun dua hari setelah masuk kelas, dia tak lagi melanjutkan studi dan memilih menekuni bisnis terknologi dan internet hingga sekarang.
Kini, Elon Musk berhasil menempati posisi puncak orang terkaya dengan harta duniawi mencapai US$ 229,1 per Jumat (4/3).
Korban perundungan
Bak kebanyakan kisah superhero, Musk juga menjadi korban perundungan sebelum mendapat "kekuatan super".
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar