GridPop.ID - Nama Didi Kempot tentu sudah tak asing bagi penikmat musik di Tanah Air.
Dilansir dari laman kompas.com, Didi Kempot memulai kariernya sebagai musisi jalanan di Surakarta sejak 1984 hingga 1986.
Lalu pada 1987 sampai 1989, ia mengadu nasib ke Jakarta.
Nama panggungnya, Didi Kempot, merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.
Pada 1993, penyanyi asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan.
Tak lama setelahnya, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa.
Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda.
Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, dia mengeluarkan lagu "Stasiun Balapan", salah satu lagunya yang paling legendaris.
Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer.
Namanya kembali meroket setelah mengeluarkan lagu "Kalung Emas" pada 2013 lalu.
Pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki". Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.
Sayang karier Didi Kempot harus terhenti setelah dirinya meninggal dunia menghadap Sang Pencipta.
Didi Kempot telah meninggal dunia pada 5 Mei 2020 di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.
Kepergian maestro musik campursari itu meninggalkan duka dan kehilangan sangat mendalam bagi penggemar dan juga keluarga.
Rasa rindu yang terus membuncah, istri Didi Kempot dan anaknya, Yan Vellia dan Saka Praja Adil Prasetya mengungkapkan jika mendiang sering datang ke mimpi.
Di dalam mimpi tersebut, mendiang Didi Kempot menyampaikan beberapa pesan kepada keluarganya.
Hal itu diungkap Yan Vellia dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.
Ia pun mengungkapkan bahwa hampir setap bulan sejak kepergian Didi Kempot, ia selalu memimpikan sang suami.
Dikutip dari laman GridPop.ID, dalam mimpi tersebut, Yan Vellia kerap bercengkerama dengan almarhum.
Tidak hanya sekali, hampir setiap bulan sejak kepergian mendiang pada Mei 2020 lalu, Yan Vellia beberapa kali berbicara dengan Didi Kempot di dalam mimpi.
"Iya, beliau hadir, mungkin di setiap kerinduan kami muncul, setiap menjelang pagi, menjelang saat-saat beliau berpulang," ungkap Yan Vellia.
Yan Vellia tak bisa menampik kerinduannya ini sesekali datang karena kemiripan aktivitasnya sehari-hari dengan Didi Kempot, yakni bernyanyi.
"Karena kami dunianya sama, jadi sekitar aktivitas kami sehari-hari di atas panggung.
Kalau kami nyanyi, serasa Mas Didi masih di sekitar kita," ucap Yan Vellia.
Sama seperti ibundanya, Saka, bocah 10 tahun ini juga sering dikunjungi Didi Kempot.
"Yang pertama waktu itu digandeng Papa terus suruh naik ke panggung (ikut nyanyi)," kata Saka.
Karena mimpi itu, Saka menangis, merengek kepada Yan Vellia tentang kerinduannya.
"Dia (Saka) sempat didatangi Bapak, mimpi. Tiba-tiba nangis, Kangen Bapak, Bapak bilang semangat, le, gitu," ungkap Yan Vellia.
Saka kembali mengingat-ingat memori yang ada dibenaknya.
Dia mengungkapkan hal yang saat ini paling dirindukan sosok Didi Kempot sebagai kepala rumah tangga.
"Setiap pengin (sesuatu), pasti dituruti. Misalnya pengin beliin itu, pasti Iya le, ayo beli," ungkap Saka.
Terakhir, permintaan Saka yang diwujudkan Didi Kempot, yakni mainan pesawat terbang.
Dia memintanya lantaran bercita-cita menjadi seorang pilot.
Kendati demikian, sejak mimpi itu, Saka mengganti cita-cita.
Ia ingin menjadi seorang penyanyi.
Dengan dorongan Yan Vellia, Saka pun berhasil merilis lagu perdana yang berjudul "Gelang Putih".
Lagu tersebut menceritakan kerinduan seorang anak kepada ayahnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar