GridPop.ID - Umat muslim kini tengah berbahagia menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun 2022.
Ramadhan menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh umat muslim.
Pasalnya, segala amalan baik yang dilakukan di bulan Ramadhan akan mendapat pahala berlipat ganda.
Dilansir dari laman kompas.com, puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Bahkan, dikatakan belum sempurna keimanan seorang tanpa rukun Islam keempat itu.
Di dalam bulan Ramadhan, semua amal ibadah dilipatgandakan, pintu-pintu surga terbuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup, dan terdapat malam Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Dengan puasa Ramadhan, dosa-dosa seseorang akan diampuni, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut:
"Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), maka diampuni dosa yang telah lalu," (HR Bukhari Muslim).
Dengan keutamaan itu, umat Islam berlomba-lomba untuk memperbanyak amal ibadah.
Baca Juga: Wajib Coba Hari Ini Juga! Minum Segelas Susu Saat Sahur Secara Rutin dan Rasakan Manfaat Ajaibnya
Salah satu ibadah yang dilakukan saat bulan puasa adalah sholat tarawih.
Sholat Tarawih adalah sholat sunnah yang hanya dilakukan di Bulan Ramadan.
Sholat Tarawih boleh dilakukan berjamaah atau sendirian, namun diutamakan berjamaah.
Sholat Tarawih umumnya dilaksaakan setelah Sholat Isya secara berjamaah. Lantas waktu Sholat Tarawih sendirian sampai jam berapa?
Dikutip oleh surya.co.id dari buku Panduan Lengkap Ibadah Muslim yang ditulis oleh Ust M.Syukron Maksum, pelaksanaan Shalat Tarawih diselenggarakan pada malam hari.
Waktu mengerjakan Shalat Tarawih dimulai setelah shalat Isya sampai datangnya Subuh atau fajar.
Sementara menurut pendapat mazhab Syafi’i, waktu tarawih sama seperti waktunya shalat witir, yaitu waktu di antara shalat Isya dan terbitnya fajar.
Itu artinya, shalat tarawih harus dilaksanakan setelah shalat Isya, tidak sah dilakukan sebelumnya.
Sementara Hukum melaksanakan Shalat Tarawih adalah Sunah Muakadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Tata Cara Sholat Tarawih
Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah, Pendapat pertama menyebutkan bahwa, jumlah rakaat Sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Pendapat ini berdasarkan berdasarkan praktik salat tarawih pada masa Umar dan Utsman yang mengerjakan 20 rakaat salat tarawih ditambah 3 rokaat
Pendapat kedua menyebutkan jumlah rakaat Sholat Tarawih sebanyak 8 rakaat, hal ini didasarkan pada diriwayatkan Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW tidak pernah menambah atau mengurangi jumlah rakaat tarawihnya dari jumlah tersebut. Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu khuzaimah dan Ibnu Hibban.
Baik 20 atau 8 rakaat, masing-masing dikerjakan dalam dua rakaat satu salam.
Hal ini berlaku bagi Sholat Tarawih berjamaah ataupun Sholat Tarawih sendirian.
Niat Sholat Tarawih
- Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai makmum)
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
- Niat shalat tarawih sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala
Niat Sholat Witir
- Niat Sholat Witir Sendiri - 2 rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعاَلىَ
Ushalli sunnatal witri rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir dua rakaat karena Allah Ta'ala).
- Niat Sholat Witir Sendiri - 1 Rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعاَلىَ
Ushalli sunnatal witri rak'atan lillahi Ta'ala.
Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir satu rakaat karena Allah Ta'ala).
Niat Sholat Witir Imam/Makmum - 2 rakaat:
Ushalli sunnatal witri rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir dua rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."
Niat Sholat Witir Imam/Makmum - 1 Rakaat:
Ushalli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir satu rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa." Allah Ta'ala).
Tata cara shalat Tarawih
1. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
2. Baca ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Alquran.
3. Rukuk.
4. Itidal.
5. Sujud pertama.
6. Duduk di antara dua sujud.
7. Sujud kedua.
8. Duduk istirahat sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
9. Mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
10. Salam pada rakaat kedua.
Bacaan Doa Kamilin
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya:
“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar