"Kan udah tadi," jawab Raffi Ahmad.
"Lu sakit hati nggak sih sebetulnya digituin?," tanya Irfan Hakim.
"Ya... kadang-kadang ya emang aku tu, yaaa,, dia mah emang begitu aja orangnya. Jadi yaudah iya-iya... Iya-iya... Karena emang kalo dijawab juga jadinya panjang... aku orangnya nggak suka berdebat gitu...," terang Nagita.
"Tapi kalo di depan umum kan... yaa..," sela Irfan Hakim.
"Iya... emang menyadari kesalahan aku Ustadz... Maaf ya sayang, aku gak gitu lagi... Karena mungkin aku suka capek kan Ustadz, kadang aku tuh, ya maap nih, ya memang setiap manusia kan ada kekurangannya.. Nagita tuh memang suka, kalo dikasih tau tu memang kadang nggak bisa sekali- dua kali Pak Ustadz.. Suka berkali-kali, jadi kadang, kayak Ehhh suka (intonasi meninggi)," jelas Raffi Ahmad.
"Nah, ini nih yang saya mau cerita nih.. Tugasnya mas Raffi adalah laki-laki pemimpin, pada waktu ngasih tau istri, mbak Gigi, ngasih tau mbak Gigi ini kan nggak bisa sekali, karena kan istri ini kan selalu dampingin.
Berarti kan bisa puluhan tahun. Nah, maksud saya, nggak bisa sekali, kasih tau hari berikutnya, kasih tau lah, kalo nggak bisa lagi, kasih tau lah..
Kenapa seperti itu? Pada waktu adik Raffi ini kasih tau sama mbak Gigi, di titik itu kemudian mengulangi, ngasih taunya mengulangi, di titik itu, adik Raffi itu, dengan sabar menuntun lagi, nah di titik dengan sabar menuntun istri, untuk senantiasa baik, di situlah pahala sebagai seorang Imam.
Seperti itu, makanya Allah memberikan benjolan di situ. Berarti intinya ada di cara bicara, nada-nada suaranya," jelas Ustadz Dhanu pada ketiganya.
Source | : | Kompas.com,GridHot.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar