GridPop.ID - Bekerja sebagai tenaga kesehatan (nakes) bukan tugas yang mudah.
Apalagi tiga tahun terakhir ini yang mana sebagai nakes harus siap sedia melayani pasien khusus Covid-19.
Seperti yang dialami oleh Saparudin (28), seorang petugas nakes di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara di antaranya.
Dilansir dari Tribunnews.com, dia mengaku menjadi seorang nakes merupakan orang pilihan.
Dengan kesabaran, dia harus melayani pasien khususnya pasien Covid-19.
Pria asal Bengkulu ini menjelaskan hatinya teriris ketika melihat sejumlah pasien yang meninggal dunia akibat penyakit yang mendunia itu.
"Kadang kita nunggu pasien, jenazah pindah ruangan ke ruangan jenazah baru pasien bisa masuk, itu yang membuat kita nggak tega, nggak maksimal membantu, karena keterbatasan ruangan dan alat juga kan," kata Saparudin kepada Tribunnews.com, Kamis (5/5/2022).
Selain itu, mudik menjadi kata yang asing untuk dirinya karena harus rela tidak bisa berkumpul bersama keluarganya selama ditugaskan di Wisma Atlet.
"Ya selama tiga tahun ini enggak mudik. Sekarang juga ga mudik," ucapnya.
Saparudin juga menjelaskan dirinya kerap diganggu oleh makhluk tak kasat mata saat bertugas.
"Setiap ini pasti pernah ada pengalaman mistis ya, namanya juga rumah sakit, terutama kan banyak pasien pasien yang meninggal, otomatis ada pengalaman mistis," tuturnya.
Dia menceritakan saat bertugas di ruang ICU, dia mendapatkan pengalaman pahit yakni melihat sosok wanita yang biasa disebut Kuntilanak.
"Wujudnya itu biasanya Kuntilanak, terus ada anak kecil yang lari-larian kita periksa nggak ada orang," ungkapnya.
Beruntung, selama pengalaman dia bekerja, Saparudin tak pernah diganggu secara fisik oleh makhluk dunia lain itu.
"Nggak ada, paling suara-suara ajaa sih," katanya.
Meski dengan semua suka dan duka itu, namun Saparudin mengaku ikhlas menjalankan pekerjaannya itu.
Di sisi lain, dengan diberikannya kelonggaran oleh Pemerintah terkait mudik Lebaran 2022 ini, pria berkulit kuning langsat itu tetap berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan benar.
"Pesan kami dari nakes Wisma Atlet tetap jaga prokes, cuci tangan, tetap pakai masker, ingat pandemi ini masih ada, semoga kita semua bisa cepat langsung ke endemi," jelasnya.
"Meskipun sudah di vaksin tetap jaga kesehatan karena kesehatan itu mahal, kesehatan itu kita yang jaga bukan orang lain, jadi jagalah kesehatan kita demi keluarga dan orang yang kita sayangi," sambungnya.
Hal serupa juga dialami oleh nakes bernama Almudatsir (34), sudah tiga kali Idul Fitri, di Rumah Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, tak pulang ke rumah seperti lagu Bang Toyib ‘tiga kali lebaran tiga kali puasa Abang tak pulang-pulang’.
Ada rasa sedih. Ia rindu merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga.
Namun karena tuntutan tugas, pria asal Aceh ini harus merayakannya dengan pasien covid-19.
Selain bersama pasien covid, tentu dirayakan bersama seluruh manajemen RSKI Galang.
“Seru sih bang. Cuma ya biasalah, pasti ada kerinduan ingin Lebaran di kampung halaman. Sama orang tua, keluarga besar,” ujar perawat RSKI Galang, Datsir kepada Tribunbatam.id, Rabu (4/5/2022).
Di momen Lebaran ini, Datsir kembali teringat masa kecilnya. Berkumpul bersama teman dan keluarga. Itulah yang membuatnya rindu untuk merayakan Lebaran di kampung halaman.
Apalagi sudah tiga kali Idul Fitri dirayakannya tanpa keluarga. Ada hal yang membuat pria asal Tapak Tuan, Aceh ini begitu merindukan lebaran di kampung halaman, yakni makanan opor ayam dan ketupat.
“Tentunya banyaklah bang. Merayakan lebaran di tanah rantau itu beda sekali sama di kampung halaman sama keluarga,” kata Datsir.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Batam |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar