GridPop.ID - Rokok elektrik atau vape kini semakin populer di kalangan remaja, termasuk di Indonesia.
Pasalnya, vape dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan rokok konvensional dari tembakau.
Faktanya, dilansir dari Kompas.com, menurut Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono pemahaman tersebut adalah sebuah kekeliruan.
Dante menilai, rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional.
Sebab kandungan yang terdapat dalam rokok elektrik pun berbahaya bagi tubuh, di antaranya nikotin, zat kimia, serta perasa atau flavour yang bersifat racun.
WHO telah lama mengingatkan ancaman terbesar dari rokok yang telah menimbulkan kematian 8 juta orang per tahun.
Terlebih, merokok tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga mengancam kesehatan orang di sekitarnya, yang sering dikenal dengan sebutan perokok pasif.
Berdasarkan data Amerika Serikat setidaknya ada dua alasan orang beralih menggunakan rokok elektrik atau vape.
Pertama, mereka beranggapan rokok elektrik tidak sebegitu membahayakan dibandingkan rokok biasa, lalu harganya yang terjangkau juga menjadi pilihan orang beralih.
Kedua disebabkan karena rokok elektrik lebih memiliki berbagai cita rasa, mulai dari mentol, rasa buah-buahan yang membuat orang semakin tertarik.
Hingga saat ini, penelitian masih dilakukan untuk melihat efek jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik ini, namun yang pasti WHO dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) telah menyatakan tidak disarankan penggunaannya dan tidak aman.
Source | : | Kompas.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar