"Kami pertemukan bahkan ada perangkat desa. Kami ajak rundingan bersama, biar tidak salah paham antara mertua dan menantu ini," katanya.
Demi membuktikan benar atau tidaknya alat kelamin Barsah penyebab meninggalnya Jumantri, maka Barsah disuruh (maaf) menunjukkan alat kelaminnya kepada pihak polisi, perangkat desa dan keluarga.
Hasilnya, ukuran alat kelamin Barsah normalnnya orang Indonesia.
"Akhirnya kedua belah pihak saling memaafkan. Hubungan mertua dan menantu ini kembali akur meski sempat berseteru. Dan jadi tidak ada yang dilaporkan, permasalahan selesai secara kekeluargaan," tambah Sugeng.
Setelah adanya pemeriksaan lebih lanjut, ternyata anak Sito yakni Jumitra meninggal karena sakit epilepsi.
Dan sakit itu sudah lama dialami korban sejak kecil.
Adanya kejadian ini bahkan sampai diliput oleh media asing dar Inggris Mirror.co.uk.
Dalam judul artikelnya 'Grieving dad told police his daughter was killed by son-in-law's huge pen*s' , Mirror menjelaskan hal yang sama persis dengan kejadian sesungguhnya dan mengutip berita ini dari AsiaWire.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal hingga menyebabkan kejang atau periode perilaku tidak biasa, sensasi, dan kadang-kadang pingsan.
Gangguan kesehatan tersebut bisa dialami oleh siapa pun, baik pria maupun wanita dari semua ras, latar belakang etnis, dan usia.
Melansir Mayo Clinic, gejala kejang pada epilepsi bisa sangat bervariasi.
Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik saat kejang, sementara yang lain bisa sampai berulang kali menggerakkan lengan atau kakinya.
Memiliki kejang tunggal tidak berarti seseorang menderita epilepsi.
Setidaknya dua kejang yang tidak diprovokasi, baru diagnosis sebagai epilepsi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar