GridPop.ID - Wanita ini menggeluti profesi sebagai PSK atau pekerja seks komersial.
Secara terang-terangan, wanita ini membongkar tarifnya sebagai pekerja seks.
Tak hanya itu, wanita ini juga mengakui tak takut terkena penyakit kelamin meski berprofesi sebagai pekerja seks.
Cara tak terduga untuk menghindari penyakit kelamin pun diungkap wanita ini.
Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, menjajakan diri sebagai Pekerja Seks Komersial atau PSK di Puncak, Kabupaten Bogor disebut tak pernah terlintas dari pikiran wanita muda ini.
Meski begitu, lantaran tergiur dengan tarif fantastis tiap kali kencan, wanita muda ini pun nekat jadi PSK di Puncak.
Tarif PSK di Puncak ini pun beragam, dengan kisaran ratusan ribu untuk sekali kencan.
Baru-baru ini TribunnewsBogor.com sempat mewancarai seorang perempuan yang berprofesi sebagai PSK di Puncak Bogor.
Sebut saja Anggrek (bukan nama sebenarnya), perempuan berusia 22 tahun itu memasang tarif berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu untuk sekali kencan.
Bahkan, tarif ratusan ribu ini dipatok untuk pria hidung belang yag merupakan warga lokal.
"Kalau sekarang Rp 350 ribu per malam, Rp 300 ribu net," kata Anggrek, kepada TribunnewsBogor.com.
Sementara itu, mucikari PSK di Puncak pun pasang tarif tersendiri untuk anak buahnya.
Ditemui TribunnewsBogor.com, mucikari berinisial AA mengaku menjual wanita muda yang lebih berkualitas.
Ia tak segan mengungkap sosok PSK di Puncak beserta tarifnya.
Menurutnya, seorang PSK yang berkualitas bisa dipasang tarif hingga hampir Rp 1 juta sekali kencan.
"Kalau PSK yang namanya SV, itu paling berkelas, dia Rp 800 ribu," kata dia kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (5/7/2022).
Selain tarifnya yang mahal, PSK di Puncak berinisial SV itu juga punya standar kamar tersendiri.
"Kamar harus sesuai yang dia nyaman," beber AA.
Mucikari lain PSK di Puncak berinisial IS menuturkan, tarif yang ia tawarkan yakni berkisar antara Rp 300-600 ribu.
Menurutnya, selain PSK di Puncak yang disediakkanya berkualitas, juga menjamin keamanan para wanita tersebut.
"Sekali main Rp 300, kalau Rp 600 bisa 3 jam, milih (PSK) sesuai selera," tutur IS.
Sementara itu, wanita muda lainnya yang jadi PSK di Puncak, sebut saja Flower, wanita berusia 21 tahun asal Tangerang ini punya tarif tersendiri.
Flower menyebutkan kebanyakan pelanggannya merupakan pria hidung belang asal Timur Tengah.
Maka dari itu, Flower memasang pasang tarif berbeda untuk pria Timur Tengah dan untuk warga lokal.
Tarif untuk pelanggan dari Timur Tengah bahkan 2 kali lipatnya dari warga lokal.
"Tarif harga luar atau Timur Tengah itu kalau saya dipatok Rp 700 ribu per malam, kalau orang biasa bisa nego Rp 300 ribuan,” tutur PSK bernama Flower kepada TribunnewsBogor.com dini hari, Rabu (6/7/2022).
Tak Takut Kena Penyakit Kelamin
Namun sayangnya, kata Flower, sejak pandemi hingga pelonggaran PPKM saat ini, para pelanggan Timur Tengah belum tampak berdatangan.
"Kebanyakan pelanggan dari Timur Tengah, tapi sekarang gak ada, sepi," kata Flower.
Flower menuturkan, saat ini jasa dirinya pun diawasi oleh biong atau mafia yang sudah menjadi pegangan dirinya saat menerima tamu.
"Pandemi longgar, lumayan ada tamu tapi masih sedikit. Kalau ada tamu, biong-biong nge-chat ‘Flower Otw’," bebernya.
Meski pekerjaannya sebagai pemuas nafsu sudah ia geluti cukup lama, namun Flower mengaku tak ketakutan pekerjaanya itu dapat membuat penyakit kelamin.
Hal itu lantaran diakui Flower, ia kerap memeriksakan diri ke bibinya yang merupakan seorang dokter.
"Gak takut kan bibi aku dokter, seminggu sekali biasanya diperiksa," tandasnya.
Sebagai tambahan yang dikutip oleh kompas.com dari Line, penyakit menular seks dapat menyebar terutama melalui hubungan seksual, termasuk seks vaginal, seks anal, maupun seks oral.
Beberapa PMS juga bisa ditularkan melalui sarana non-seksual, seperti melalui darah atau produk darah.
Selain itu, banyak PMS, termasuk sifilis, hepatitis B, HIV, klamidia, gonore, herpes, dan HPV, dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan.
GridPop.ID (*)
Source | : | tribunnewsbogor,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar