Kata dia, inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan berpotensi menambah angka kemiskinan di Indonesia.
“Kenaikan laju inflasi ada pengaruhnya terhadap batas garis kemiskinan, umumnya kenaikan inflasi juga akan meningkatkan garis kemiskinan. Kondisi inilah yang kemudian berpotensi meningkatkan jumlah penduduk miskin,” kata Rendy kepada Kontan.co.id, Minggu (10/07/2022).
Terlebih Rendy menekankan, angka kemiskinan akan meningkat jika kenaikan harga pangan terjadi pada komoditas strategis yang umumnya dibutuhkan oleh hampir semua masyarakat.
Oleh karenanya Rendy menyebutkan perlu langkah mitigasi yang baik dari pemerintah dalam mengatasinya.
Pertama, pemerintah perlu memastikan agar harga pangan ini tidak naik lebih menggila.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan memantau ataupun operasi pasar dan memastikan produksi komoditi pangan khususnya pangan strategis mencukupi, setidaknya sampai dengan akhir tahun 2022.
“Sehingga ketika konsumen meningkatkan permintaan terhadap komoditas pangan ini tidak akan diikuti dengan kenaikan laju harga,” kata Rendy.
Baca Juga: UPDATE Harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex di 34 Provinsi yang Resmi Naik
Kedua, bantuan langsung yang diberikan oleh pemerintah.
Rendy menjelaskan, sebenarnya bantuan yang disalurkan oleh pemerintah saat ini yang salah satunya memberikan subsidi dalam bentuk sembako sudah tepat.
Sehingga hal ini dapat menjaga daya beli masyarakat ketika terjadi kenaikan harga pangan.
Namun dia menilai dalam keadaan seperti sekarang, mereka yang mendapatkan batuan bukan hanya mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan tetapi juga masyarakat yang hidup di sekitar garis kemiskinan.
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar