GridPop.ID - Dunia hiburan kini telah ditinggal kan satu sosok seniman, Jemen Supardi meninggal dunia.
Menurut biodata artis Jemek Supardi adalah seorang maestro pantomim asal Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berikut biodata artis Jemek Supardi yang telah dirangku GridPop.ID dari Tribunnewswiki.com.
Jemek Supardi lahir di Pakem, Sleman, pada 14 Maret 1953.
Jemek Supardi meninggal dunia pada 16 Juli 2022.
Sosok yang dikenal sebagai bapak pantomim Indonesia ini mengembuskan napas terakhirnya pada usia 69 tahun.
Sebelum meninggal Jemek Supardi sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih karena infeksi paru-paru.
Jemek Supardi belajar sendiri alias autodidak dalam mempelajari seni pertunjukan teater akan isyarat dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh sebagai dialog ini.
Jemek sendiri hanya lulusan sekolah menengah pertama (SMP).
Setelah itu, Jemek bergabung di sejumlah kelompok teater seperti Teater Alam, Teater Boneka, dan Teater Dinasti.
Mulai dari sanalah Jemek menemukan caranya sendiri untuk berekspresi sebagai seniman.
Seniman Jemek Supardi sudah dikenal khalayak ramai sebagai seniman yang andal.
Ia mendedikasikan hidupnya untuk dunia pantomim.
Jemek Supardi telah melakukan berbagai pertunjukan di panggung pertunjukan, pasar, jalan, hingga kuburan.
Dalam pertunjukannya, Jemek kerap menyuarakan ketimpangan sosial masyarakat.
Jemek Supardi mempunyai satu aksi yang ikonik.
Dia pernah menggelar aksi diam sepanjang Yogyakarta-Jakarta ketika mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mundur.
Selain itu, dia juga pernah menggelar pantomim 'Pak Jemek Pamit Pensiun' di sepanjang Malioboro.
Akibat aksinya itu, jalanan menjadi macet total.
Jemek Supardi melakukan aksi tersebut karena senin pantomim tidak diikutsertakan dalam agenda Festival Kesenian Yogyakarta pada 1997.
Sebagai seniman pantomim yang sudah berkarier selama kurang lebih tiga dekade, Jemek Supardi sudah menelurkan puluhan karya.
Adapun karya-karyanya meliputi "Jemek Ngudarasa" (2013), "Buku Harian Si Tukang Cukur" (2012), "Calegbrutusaurus" (2009) dan lainnya.
Jemek Supardi pernah mendapat penghargaan seni dari Sultan Hamengku Buwono IX.
Sultan Hamengku Buwono IX memberikan penghargaan tersebut kepada Jemek sebagai bentuk apresiasi untuk dedikasinya sebagai seniman pantomim.
Seniman pantomim Yogyakarta, Jemek Supardi, meninggal dunia di usia 69 tahun pada Sabtu (16/7/2022) pukul 17.30 WIB.
Dilansir dari Tribun Jogja, Kerabat dekat Jamek Supardi yakni Subanar, mengatakan sosok Jemek Supardi ialah seniman yang hobi berkeliling kampung sejak 1970.
"Padahal saat itu pantomim tergolong langka,"ucapnya kepada awak media, di Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta, di Jalan IKIP PGRI I Sonosewu, Padukuhan Sonosewu, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (17/7/2022) siang.
Akan tetapi, menurutnya, Jemek Supardi sangat populer di kalangan anak-anak, walau pantomim sendiri masih dalam dunia seni yang asing pada kala itu.
Keseharian Jemek Supardi, lanjutnya, terbilang setia hidup sebagai seniman walau pada satu sisi dunia pentas seni tidak bisa menjadi pegangan hidup.
Semasa hidupnya, Jemek Supardi diketahui sangat menikmati dunia seni pantomim dan berani merintis karirnya hingga populer di Indonesia.
Jemek Supardi pun konsisten mengangkat dunia pantomim dan gemar mendampingi anak-anak difabel.
Semangat perjuangan Jemek Supardi dalam berkarya sebagai single fighter, menjadi contoh bagi anaknya yang bernama Sekar.
Subanar menambahkan, kini anaknya pun sukses berkarir sebagai penari profesional.
Jemek Supardi pun hidup sebagai pribadi yang ramah dan sederhana.
Dia pun tidak ingin merepotkan teman di sekelilingnya.
"Sebenarnya satu di antara sahabat Jemek yang kini menjadi rektor di Institut Kesenian Jakarta, Seno Gumira Ajidarma, tapi hal itu membuat Jemek tidak ingin merepotkan kehidupannya dan terus fokus dalam mengejar karyanya," imbuh pria berporfesi sebagai Dosen Pasca Sarjana Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Jogja,Tribunnewswiki.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar