GridPop.ID - Berita buruk bagi para pencinta mi instan.
Seperti yang dikutip dari GridHealth.ID, pemerintah sudah beri ancang-ancang jika harga mi instan bakal naik tiga kali lipat.
Bukan tanpa sebab, naiknya harga mi instan karena harga sembako tepung terigu masih mahal di pasaran.
Selain itu, pasukan gandum juga berkurang karena perang Ukraina dan Rusia.
"Belum selesai dengan masalah perubahan cuaca (climate change), kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia,"
"di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," terang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Diketahui, Ukraina dan Rusia menjadi pemasok gandum di dunia dan Indonesia menjadi negara yang mengandalkan impor gandum.
Gandum bukan produk Indonesia, jadi ketika harga gandum dunia naik, pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harganya.
Menurut pantauan Disperindag DIY, harga tepung terigu di DIY rata-rata Rp11.667.
Lantas bagaimana solusinya?
Renata Puji selaku Manager Program Agroekosistem Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mengatakan, saat ini banyak mi olahan yang bukan terbuat dari terigu.
Misalnya mi dari tepung sagu, tepung singkong, hingga tepung sukun.
Tak hanya itu, shirataki da porang juga bisa jadi pilihan bahan dasar tepung untuk mi yang tengah dikembangkan pemerintah.
"Yang utama sebetulnya makan dulu, kalau kita mem-promoting misalnya pangan lokal A, ya mari kita makan itu."
"Jangan kita mem-promoting hanya di sisi hulunya saja."
"Orang suruh nanam, petani suruh nanam, tapi ketika di hilirnya tidak disiapkan untuk bagaimana mengaksesnya," tuturnya, dikutip dari KompasTV.
Ia juga menilai bahwa sumber pangan yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan sesuai dengan inovasi olahan dari pangan itu sendiri.
"Karena prinsipnya, ketika sumber pangan karbohidrat itu kemudian diolah jadi tepung pasti bisa jadi mi."
"Karena kan orang paling gampang bikin mi ya. Jadi bisa aja, itu kan inovasi produk," jelasnya.
Adapun, potensi kenaikan harga mi instan ini sudah diprediksi sebelumnya.
Salah satunya diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo pada awal Juli 2022.
"Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mi (instan), bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina," kata Jokowi.
GridPop.ID (*)
Source | : | KompasTV,GridHEALTH |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar