Bahkan menurut pengakuan ibu Surndrasinh, sang mantu telah bersumpah di depan dirinya tak kan menyentuh tubuh putranya.
Kondisi ini diperkeruh dengan pertengkaran antara Surndrasinh dan istrinya yang terus memanas setiap hari.
Hingga pada 27 Juli, Surndrasinh yang disebut telah mengalami depresi memutuskan untuk gantung diri menggunakan kipas angin di rumahnya.
Keluarganya yang saat itu baru pulang dari acara pemakaman, mendapati pria ini telah kehilangan nyawa, tergantung di langit-langit rumah.
Tanpa berpikir ulang, keluarga langsung melaporkan sang istri, Geeta Parmar sebagai penyebab kematian Surndrasinh.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, salah satu pemicu orang melakukan bunuh diri adalah karena mengalami tekanan hidup yang berat.
Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Dr Indria Laksmi Gamayanti, MSi.,Psikolog mengatakan, bunuh diri bisa terjadi di mana saja dan oleh siapa pun.
Akan tetapi, memang ada kecenderungan orang-orang yang sangat berisiko melakukan bunuh diri.
"Individu yang mengalami masalah psikologi berat atau gangguan jiwa, jelas sangat berisiko melakukan bunuh diri," kata Indria dalam diskusi daring bertajuk Menciptakan Harapan Melalui Aksi Nyata, Sabtu (11/9/2021).
Salah satunya adalah orang yang mengalami tekanan hidup yang berat.
Individu yang mengalami masalah psikologis berat atau gangguan jiwa, erat dengan depresi dan tindakan bunuh diri.
Nah, pada umumnya psikologis berat itu terjadi akibat tekanan hidup berat yang seseorang jalani.
Tekanan hidup untuk kategori berat dalam kehidupan setiap individu pasti berbeda-beda, tidak sama satu dan lainnya.
"Seseorang yang mengalami krisis, berarti berada dalam kondisi stres yang sangat tinggi, situasi berisiko tinggi untuk bunuh diri, tidak dapat fokus atau berpikir terlalu jauh," jelasnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Daily Mail,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar