GridPop.ID - Kisah mistis dialami oleh seorang driver ojek online alias ojol.
Pria bernama Herman Suherman mengaku pernah diminta untuk mengantar seorang penumpang dari Bandung ke Subang.
Melansir Tribun Bogor, driver ojol itu bercerita bahwa dirinya diminta untuk mengantar seorang wanita yang mengaku sebagai tim dari Jurnal Risa yang bernama Cindy.
Akan tetapi, setelah diselidiki ternyata Cindy sudah meninggal empat tahun silam.
Cerita horor itu lantas diceritakan Herman melalui kolom komentar kanal YouTube Jurnal Risa.
Alhasil kisah yang diceritakan Herman viral di media sosial.
"Teteh" & Akang",
Sebelumnya mohon maaf, saya mau nanya, apa di Tim JurnalRisa ini ada yang namanya Cindy (almarhum)...??
Saya Driver Ozol, pernah mengantarkan beliau dari depan Istana Plaza Bandung ke Subang.
Rencanya kami akan melakukan perjalanan Bandung-Subang (PP) dengan imbalan 400K.
Bahkan dari Pom Bensin Lembang, saya dibonceng sama beliau, sampai tujuan," ungkap Herman.
Diakui Herman, justru ia yang dibonceng oleh Cindy.
Sontak saja tak sedikit orang yang memperhatikan dirinya sepanjang jalan.
"Tak sedikit orang yg memperhatikan saya seperti keheranan.
Sepanjang perjalanan dr Lembang ke Subang, beliau bercerita tentang hal" yg berbau mistis (gaib), & beliau bercerita tentang Tim JurnalRisa ini dan mengaku bagian dari tim ini.
Bahkan beliau menawarkan ke saya tuk menjadi Kru dr Tim ini dengan imbalan 200K, dalam setiap syuting (mengantar ke tempat" yg akan digali cerita mistisnya).
Di tengah" perjalanan pun, banyak hal" aneh yg saya temui," lanjutnya.
Meski begitu, Herman mengantar penumpangnya itu sampai di tujuan.
Ia lantas diminta oleh Cindy untuk menunggu di depan gang.
Cindy, kata Herman takut jika diantar hingga ke rumah maka akan dimarahi oleh ayahnya.
"Setelah sampai di tujuan, beliau meminta saya untuk menunggu dimulut Gang, karena k'lo ketahuan ayahnya, pasti dimarahin & beliau pun menunjukkan rumahnya," tulis Herman.
Akan tetapi, Herman mulai curiga setelah satu jam menunggu Cindy.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi ke alamat rumah penumpang wanitanya itu lantaran penasaran.
Betapa terkejutnya Herman ketika tiba di rumah Cincy, sebab hunian penumpangnya itu nampak kosong, kotor, kumuh, dan juga gelap.
Pun saat Herman bertanya pada penduduk sekitar, tak ada yang mengenal Cindy.
"Setelah menunggu satu jam lebih tak kunjung datang, saya memutuskan untuk ke rumahnya.
Setiba dirumahnya, bukannya ketemu sama beliau ataupun keluarganya, tapi yang saya temui, hanyalah rumah kosong, kotor, kumuh dan gelap.
Saya tanya ke penduduk sekitar, tapi tdk ada yang mengenalinya," sambung Herman.
Kemudian Herman pergi ke Kota Subang guna meminta bantuan pada para driver ojol agar dapat menemukan Cindy.
"Kemudian saya pergi kearah Kota Subang dan Alhamdulillah di sana, saya bertemu dengan para driver" Ozol yang sedang ngalong.
Saya dibantu mereka & diizinkan utk bermalam di Basecam mereka.
Keesokan paginya, sekitar jam 05.00 subuh, saya pulang ke Bandung dan beraktivitas seperti biasa," ungkap Herman.
Sehari setelahnya, Herman makin kaget begitu tahu soal kabar dari rekan ojolnya.
"Setelah selang 1 hari (lusa-nya), pagi" saya buka Hp, dan saya pun terkejut, karena mendapatkan kabar via Wa dari driver Ozol Subang yg membantu saya (mereka mengaku sudah sweeping ke daerah dimana saya mengantarkan alm. Cindy dan sdh bertemu dengan keluarganya, mereka meminta saya agar sabar dan ikhlas, karena yang saya antarkan itu sudah meninggal 4 tahun yg lalu, akibat kecelakaan dalam perjalanan Bandung-Subang)," cerita Herman.
Melansir Tribunnewswiki, akhirnya Risa bertemu dengan Herman yang mengaku mendapat orderan dari salah satu timnya.
"Setelah beberapa hari mencari keberadaannya, akhirnya ketemu Kang Herman," tulis Risa di Instagram pribadinya, @risa_saraswati.
Banyak netizen yang lantas meminta agar ada cerita klarifikasi tentang sosok Cindy tersebut.
"Teh ceritain di Youtube," tulis netizen A.
"Asik, bahas di YouTube ya teh ceritanya," tulis netizen B.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Bogor,Tribunnewswiki.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar