GridPop.ID - Harga sembako belakangan alami kenaikan.
Kali ini kembali melonjaknya harga sembako telur ayam dikeluhkan oleh distributor.
Harga sembako telur ayam yang tinggi, membuat distributor kesulitan untuk menjual telur ke pasaran.
Dilansir dari Kompas TV, kembali melonjaknya harga sembako telur ayam di pasaran ini membawa dampak cukup besar, tak hanya bagi pedagang, distributor telur ayam juga turut merasakan dampaknya.
Melonjaknya harga sembako telur ayam ini membuat distributor kesulitan untuk menjual telur ke pedagang di pasar, karena kenaikan yang terjadi saat ini sangat memberatkan bagi konsumen.
Sehingga daya beli masyarakat menurun drastis.
Maki, salah satu distributor telur ayam di Kota Malang menyampaikan bahwa, kenaikan yang terjadi kali ini cukup signifikan.
Akibat lonjakan harga ini, Maki kesulitan menjual telur ke pasar.
Jika biasanya sehari Ia bisa menjual hingga 40 peti sehari, kini turun hingga 50 persen hanya 20 peti sehari.
Karena itu dirinya juga memilih mengurangi pasokan telur ayam dari peternak hingga.
Saat ini harga telur di tingkat distributor sendiri Rp 28 ribu per kilogram, harga tersebut bisa berubah hingga Rp 30 ribu per kilogram di tingkat konsumen.
"Kalau pasar menurun drastis, kalo biasanya kita habis 60%, sekarang di bawahnya lebih," ujarnya.
Dalam kondisi saat ini distributor berharap harga sembako telur ayam bisa kembali normal, sehingga daya beli masyarakat bisa kembali naik.
Meski begitu kini harga sembako ayam alami keturunan.
Tapi yang lebih mengejutkannya lagi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku tidak senang jika harga ayam turun.
Sebab, menurut dia, hal ini bisa membuat para peternak ayam rugi lantaran harga ayam di pasar hingga grosir berbeda-berbeda.
"Kalau ayam turun saya enggak senang kasian peternak ayam. Kalau ayam Rp 26.000 di pasar, berarti grosir beli Rp 20.000, ke peternak ayam Rp 16.000 rugi. Karena pedagang ayam itu paling murah beli Rp 19.000," ujar Mendag Zulkifli Hasan saat menugunjungi Pasar Tomang Barat, Jakarta, Kamis (18/8/2022).
Karena murahnya harga ayam tersebut, lanjut dia, saat ini banyak telur ayam yang akan menetas dimatikan.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi over supply pada ayam.
"Karena over supply, ayam jadi murah, kita juga enggak suka. Sama kaya sayuran.
Misalnya bawang, bawang itu kan di Jawa tengah Rp 40.000, di Padang Rp 30.000, di sini bawang kelas satu masih Rp 40.000, yang kelas dua Rp 35.000.
Kalau terlalu murah kita juga enggak bisa. Kita harus naikan lagi," kata Mendag Zulhas.
Mengutip data dari infopanganjakarta, Kamis (18/8/2022), harga ayam broiler turun Rp 248 dibandingkan harga kemarin menjadi Rp 38.818 per ekor.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar