GridPop.ID - Pada zaman dulu perjodohan adalah hal yang biasa.
Namun di zaman modern seperti sekarang perjodohan akan terjadi jika kita masih melajang di usia yang sudah melebihi 'deadline'.
Meski begitu perjodohan juga tak selamanya berjalan mulus.
Hal ini seperti yang dialami seorang pria sebut saja A yang usianya telah menginjak 30 tahun.
Di usianya yang menginjak kepala tiga, A belum menemukan pasangan hidup sehingga membuat keluarga dan kerabat menjadi tidak sabar.
Dilansir oleh TribunStyle.com dari eva.vn pada Selasa, 13 September 2022, mereka akhirnya saling bekerja sama mencari gadis yang tepat untuk dijodohkan dengan A.
Setelah pencarian beberapa waktu, A lalu dijadwalkan bertemu dengan gadis bernama Lan.
Lan sangat cantik dan lembut. A bahkan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Hanya butuh waktu dua bulan bagi Lan dan A untuk memantapkan hubungan mereka.
Keduanya lantas membahas pernikahan.
Keluarga Lan meminta uang Rp 200 juta sebagai syarat.
Tanpa pikir panjang, A menyetujuinya. Pernikahan A dan Lan pun dijadwalkan satu bulan kemudian.
Di hari pernikahan, A sangat senang. Ia bahagia bisa membawa pulang seorang istri yang cantik.
Sementara itu saat malam pertama, A bergegas mandi dan kembali ke kamar untuk mempersiapkan momen spesial bersama Lan.
Saat mencoba menidurkan Lan, A malah didorong. Lan kemudian menangis terisak.
A menduga istrinya stres setelah melalui acara pernikahan yang melelahkan.
Dengan sabar, ia mencoba menghibur Lan.
Alih-alih tenang, Lan malah semakin menangis.
Merasa ada yang tidak beres, A kemudian bertanya kepada Lan apakah ada yang salah.
"Ada apa? Sekarang kita adalah suami istri, jangan takut, aku di sini," ujar A.
Pada akhirnya Lan pun mengaku.
Ia ternyata dipaksa menikah oleh sang ibu demi uang untuk modal pernikahan kakaknya.
"Sebenarnya aku dipaksa menikahimu oleh ibuku. Kakak saya punya pacar tetapi keluarga pacarnya minta mobil baru sebagai syarat pernikahan.
Ibu saya tidak mampu membelinya. Akhirnya ibu menikahkan saya untuk mendapatkan uang sebagai modal beli mobil untuk calon ipar saya," ungkap Lan.
Tak berhenti di situ, Lan turut menceritakan rahasia kisah asmaranya.
Ia ternyata punya pacar dan saling mencintai. Namun mereka putus, lagi-lagi karena masalah uang.
Pada momen itu pula Lan mengaku tidak punya perasaan cinta sama sekali kepada A.
Sehingga ia memohon kepada A agar tidak memaksanya melakukan hubungan suami istri.
Jadi ibu memintaku putus agar bisa menikah dengan orang yang bisa memberi uang.
Awalnya aku tidak setuju, tapi ibu mengancam saya dengan kematian.
"Saya pun mematuhinya. Saya tidak memiliki perasaan kepada kamu sama sekali. Saya harap kamu mengerti, jangan memaksa saya untuk melakukan hubungan perkawinan," jelas Lan.
Mendengar fakta tersebut, A sangat marah. Ia tak menyangka ada ibu yang begitu jahat di dunia ini.
Pada akhirnya A memilih menceraikan sang istri dan mengirimnya pulang, namun Lan menolak.
Lan takut ketika dia pulang maka dia akan dimarahi sang ibu.
A lantas memberikan dua pilihan kepada Lan.
Pertama, A akan menyewa hotel untuk tempat tinggal Lan sementara waktu lalu menagih kembali uang Rp 200 juta.
Jika Lan tidak bisa mengembalikannya dengan segera, A menjadikannya sebagai pinjaman.
Kedua, Lan harus melepaskan masa lalu dan menjalani hidup baru sebagai istri A.
Lan pun memilih menarik koper dan pergi.
Beberapa hari kemudian ketika A sudah merasa tenang, ia mendapat telepon dari Lan.
Lan ternyata berubah pikiran.
"Saya banyak berpikir akhir-akhir ini. Kamu adalah pria yang baik saya percaya kamu bisa memberi saya kebahagiaan.
"Aku siap membuang masa lalu untuk belajar mencintaimu, menjadi istri yang lembut. Bisakah kau menerimaku kembali?," tanya Lan.
Mendengar hal tersebut, A justru ragu.
Bagaimana pun, Lan pernah punya pacar yang sangat mencintainya.
Lantas, pernikahan seperti apakah yang senantiasa langgeng dan bertahan lama?
Mengutip dari laman Kompas.com, menurut psikiater dan psikolog, sebanyak 10 persen pernikahan yang berdasarkan cinta berujung pada perceraian.
Selain itu, 40 persen pernikahan yang berangkat dari saling mencintai menghasilkan pasangan yang sering bertengkar.
Bertentangan dengan keterangan di atas, pernikahan hasil perjodohan lebih mampu bertahan meski sering tejadi bentrokan ego dan perbedaan pendapat.
Namun ironsinya, pernikahan perjodohan lebih lama bertahan karen ada tekanan sosial.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Style |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar