GridPop.ID - Tragedi Kanjuruhan yang memakan 130 korban jiwa membuat publik geger.
Bagaimana tidak, pertandingan Arema vs Persebaya Surabaya di ajang Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan tersebut justru berujung mencekam.
Melansir Surya.co.id, korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan ini terus bertambah.
Dari yang semula berjumlah 127 menjadi 129 korban jiwa.
"Semula 127 kini bertambah 2 menjadi 129 korban. Iya (dari polisi juga)," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto saat dikonfirmasi TribunJatim.com.
Mayoritas korban kerusuhan yang meninggal saat tiba di rumah sakit karena kondisi para suporter yang telah memburuk.
Kebanyakan suporter bola ini mengalami sesak napas, bertumpuk, dan terinjak-injak saat semua orang panik keluar dari stadion.
Selain itu, para korban meninggal dikarenakan dampak gas air mata.
Sebenarnya apakah gas air mata dan bahaya gas air mata?
Melansir Suryamalang.com, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah Skep Ns MKep memberikan penjelasan.
Gas air mata, ujar Dede mengandung 3 kumpulan bahan kimia dan salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.
Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.
"Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.
Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih," urainya.
Bukan hanya itu saja, jika seseorang terkena gas air mata maka akan menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur.
Adapun gejala lain yakni terkait dengan pernapasan dapat dialami, kesulitan bernapas, batuk, mual, dan muntah.
"Yang bisa kita lakukan pertama ketika terkena gas air mata siram dengan air bersih yang mengalir karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi," lanjutnya.
Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata dan mulut bisa dengan menggunakan masker untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut.
Ketiga segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena/menyentuh anggota tubuh.
"Keempat segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata.
Dan terakhir carilah pertolongan medis, jika masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis," pungkasnya.
Dede turut menanggapi terkait penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola.
Menurutnya, pengamanan dengan gas air mata adalah sebuah pelanggaran kode etik keamanan FIFA.
Sebaiknya, pihak berwajib melakukan tindakan pengamanan yang lainnya, mengingat dampak dari gas air mata, kondisi stadion yang sesak, serta kondisi yang tidak kondusif.
"Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian kejadian yang serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala-galanya," tegasnya
GridPop.ID (*)
Source | : | Surya.co.id,Suryamalang.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar