Kondisinya saat itu para penonton yang masuk ke dalam ruangan dengan terburu-buru, seperti dikejar sesuatu.
Ia mengakui sampai ada penonton yang lebih kecil digendong untuk segera masuk ke dalam.
“Waktu saya jalan ke ruang ganti, terus saya rasa kalau mata mulai perih. Saya lihat banyak orang lari dari luar [dalam lapangan]. Ada banyak suporter digendong untuk masuk ke ruangan. Saya juga tidak tahu mereka mau masuk ke mana,” imbuhnya.
Betapa terkejutnya begitu sampai di ruang ganti. Anak-anak tadi yang dilihatnya sudah tiba lebih dulu.
Padahal, tempat itu semestinya hanya boleh diakses tim. Namun ia tak mempersoalkan hal itu.
Kondisi di dalam ruang ganti jauh lebih memilukan. Belasan anak dalam kondisi memprihatinkan.
Mereka panik dan sesak napas. Seluruh anggota tim di dalam membantu semaksimal mungkin.
Source | : | tribunnews,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar