Saat lima tahun lalu ke dokter, sakit yang dideritanya masih ada di level dua dan dia hanya perlu jalani terapi dua minggu sekali.
Tapi Nita memilih kabur disaat terapi baru enam kali dijalani karena merasa dirinya sudah jauh lebih baik.
Sampai akhirnya dia kembali mengalami sakit kepala tak tertahankan di tahun 2021.
Setelah diperiksa dokter, ternyata penyakitnya telah memasuki level 4 atau level terakhir.
Dokter kemudian menyarankan agar Nita menjalani terapi dan istirahat total.
Terapi yang disarankan dokter rupanya membuat Nita takut.
Ini karena dokter mengatakan saat 10 kali terapi tak menunjukkan keberhasilan, maka Nita harus menjalani pembedahan otak.
Nita kemudian memilih mencari alternatif lain dan dipilih Singapura.
Bukan karena gengsi, tapi karena ada teman yang juga membantunya di sana untuk menyediakan tempat tinggal dan mengurus terapi.
"Kurang lebih (habis) di atas Rp 5 M (miliar). Bukan berarti enggak mau berobat di Indonesia, dokter di sini bagus semua, cuma pengin cari alternatif," kata Nita.
Baca Juga: Rizky Billar Sempat Akui Sering Menangis Saat Namanya Mulai Naik Daun: Nyaman Sekaligus Beban
Source | : | Kompas.com,KompasTV |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar