3. Faktor situasi dan kesempatan
Hanya memiliki kesempatan untuk menipu dapat membuat perselingkuhan lebih mungkin terjadi.
Hal tersebut bukan berarti semua orang yang memiliki kesempatan untuk menipu akan melakukan selingkuh.
Seseorang mungkin tidak memilih untuk menipu jika hanya ada satu atau dua faktor yang terlibat.
Tetapi kombinasi faktor-faktor lain seperti misalnya perhatian rekan kerja akan dapat membuat perselingkuhan lebih mungkin terjadi.
4. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Terkadang, kebutuhan keintiman salah satu atau kedua pasangan tidak terpenuhi dalam suatu hubungan.
Banyak orang memilih untuk tetap dalam hubungan, sering berharap keadaan akan membaik, terutama jika hubungan itu akan memuaskan.
Tetapi kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan frustrasi dan kemudian mendorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan orang lain.
Kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi dapat terjadi ketika:
- Pasangan memiliki dorongan hubungan suami istri yang berbeda
- Satu pasangan tidak dapat berhubungan suami istri atau tidak tertarik pada hubungan tersebut.
- Salah satu atau kedua pasangan sering menghabiskan waktu jauh dari rumah atau menjalani hubungan jarak jauh
Kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi juga dapat memotivasi perselingkuhan.
Perselingkuhan emosional bisa sulit untuk didefinisikan, tetapi umumnya mengacu pada situasi di mana seseorang menginvestasikan banyak energi emosional pada seseorang selain pasangannya.
5. Hasrat
Keinginan sederhana untuk berhubungan suami istri dapat memotivasi beberapa orang untuk selingkuh.
Kesempatan atau kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi juga dapat berperan dalam perselingkuhan yang dimotivasi oleh keinginan.
Bahkan orang yang memiliki hubungan seksual tinggi mungkin masih ingin berhubungan suami istri lebih banyak dengan orang lain selain pasangan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar