GridPop.ID - Penyelidikan kematian mayat satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat masih bergulir hingga saat ini.
Beberapa kejanggalan pun terkuak usai polisi menyelidiki penemuan mayat satu keluarga tersebut.
Berangkat dari kesaksian seorang pegawai koperasi yang menyatakan sempat berkunjung ke rumah yang berlokasi di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, diungkapkan pegawai tersebut sempat bertemu dengan Margaretha pada 13 Mei 2022 lalu yang saat itu sudah meninggal dunia
Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.
Ia lantas bertanya pada Dian(40) anak dari keluarga tersebut. Saat itu Dian mengaku masih memberikan ibunya minuman berupa susu dan menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.
Kejanggalan lainnya adalah keberadaan Rudyanto, suami Margarethe yang tak diketahui saat pegawai koperasi itu mendatangi rumah mereka.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi menjelaskan keberadaan Rudyanto tak diketahui saat pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah keluarga tersebut yang hendak digadaikan.
"Tidak terlihat, hanya Dian dan Margaretha dan Budiyanto," ujar Hengki.
Pegawai koperasi tersebut mengaku melihat Dian menangis di dalam kamar bersama ibunya, yakni Margaretha, yang sudah terbujur kaku di kasur.
"Si Dian menangis, dan menganggap bahwa ibunya tetap hidup. Setiap hari dikasih minum susu, dimandikan."
"Perilaku itu yang sedang kami teliti oleh psikolog forensik," kata Hengki.
Sementara itu polisi juga menemukan ponsel milik keluarga.
Hengki menuturkan jika dari keempat orang tersebut, satu ponsel digunakan oleh masing-masing dua orang.
Ia mengatakan terdapat aplikasi PeduliLindungi dalam ponsel keluarga tersebut.
Hengki mengungkapkan, pihaknya juga menemukan percakapan yang berisi kata-kata tentang emosi.
"Kami temukan komunikasi satu arah dari satu HP ke HP yang lain."
"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif," jelasnya dikutip dari Tribunnews.com.
Riwayat percakapan dalam chat tersebut pun menggunakan tata bahasa yang baik.
"Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan, ada bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut," ungkapnya, Selasa.
Dari keteraturan tata bahasa itu, pihak kepolisian menduga pesan tersebut ditulis oleh seorang perempuan.
"Sepertinya wanita yang menulis," lanjut Hengki.
Namun, temuan itu masih didalami oleh tim ahli psikologi forensik.
"Lagi dianalisis tim ahli dari psikologi forensik karena HP itu di pakai sama sama," imbuh Hengki.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar