GridPop.ID - Ini dia sederet penyebab vagina gatal pada wanita.
Gatal pada area vagina atau vulva adalah salah satu masalah kesehatan yang bisa terjadi pada wanita.
Tidak ada satu alasan pasti di balik mengapa alat kelamin wanita bida gatal.
Dilansir oleh TribunHealth dari India Times, berikut ini sederet penyebab gatal pada vagina perempuan.
Bakterial vaginosis (BV)
Ketika keseimbangan alami vagina terganggu, hal itu menyebabkan bakterial vaginosis (BV).
Ini ditandai dengan peradangan vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih bakteri yang secara alami ditemukan di vagina, jelas Mayo Clinic.
Meskipun tidak ada penyebab pasti dari vaginosis bakteri, aktivitas tertentu, seperti hubungan seks tanpa kondom atau sering melakukan douching, dapat meningkatkan risiko infeksi pada wanita.
Infeksi jamur dapat disebabkan oleh kandidiasis vagina.
Ini menyebabkan gejala seperti iritasi, keluarnya cairan dan rasa gatal yang hebat pada vagina dan vulva.Meskipun infeksi jamur bukanlah infeksi menular seksual (IMS), risikonya dapat meningkat karena sering melakukan aktivitas seksual.
Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi di bagian mana pun dari sistem saluran kemih, yang meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Baca Juga: Tips Hidup Bebas Vagina Berjamur, Bahan Dapur Ini Ternyata Bisa Mengatasinya
Gejalanya meliputi keinginan kuat untuk buang air kecil, rasa panas saat buang air kecil, disertai kencing berbau busuk.
ISK juga dapat menyebabkan rasa gatal dan iritasi.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 8 patogen terkait dengan insiden IMS terbesar, termasuk sifilis, gonore, klamidia, dan trikomoniasis yang dapat disembuhkan.
Beberapa jenis IMS yang paling umum adalah klamidia. gonore, trikomoniasis dapat menyebabkan gatal pada alat kelamin.
Kutu kemaluan
Kutu kemaluan adalah serangga kecil yang ditemukan di area genital.Seseorang mungkin mengalami rasa gatal yang hebat di daerah genital, menurut Mayo Clinic.
Yang menakutkan dan mengkhawatirkan dari kutu kemaluan adalah mereka dapat menyebar ke area lain dengan bulu tubuh yang kasar, termasuk kaki.
Perubahan hormon atau perimenopause
Hormon yang berfluktuasi bisa menjadi alasan yang mungkin di balik kulit vagina yang gatal.
Perubahan hormonal terutama pada masa perimenopause dan menopause dapat membuat kulit kelamin wanita mudah kering dan gatal.
Ini karena penurunan kadar estrogen.
Dilansir dari laman cewekbanget.id, jangan lakukan hal berikut ini demi menjaga kesehatan vagina:
1. Menggaruk Area Vagina
Area vagina mungkin terasa gatal di saat-saat tertentu.Tapi jangan sampai kita asal menggaruknya, lho! Apa lagi kalau tangan kita dalam kondisi kotor.Kita bisa meredakan gatal pada vagina dengan membersihkan area luarnya menggunakan sabun lembut dan air hangat.
Setelah itu, gunakan celana dalam berbahan katun agar kulit dapat bernapas dan rasa gatal berkurang.
2. Menggunakan Pembalut dan Tampon Terlalu Lama
Ada alasan di balik anjuran agar kita mengganti pembalut atau tampon setiap beberapa jam sekali, lho.
Penggunaan pembalut, pantyliners, dan tampon seharian dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan sirkulasi udara minim, serta mengendapkan darah kotor dari menstruasi.
Kebiasaan buruk ini juga dapat mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat membahayakan vagina.
3. Douching
Douching atau menyemprotkan larutan khusus ke area vagina sangat enggak dianjurkan.
Sebetulnya vagina kita bisa membersihkan dirinya sendiri tanpa harus diberi pembersih, apa lagi sesuatu yang ekstrem seperti douching.
Malah, aktivitas tersebut dapat membuat pH dan ekosistem bakteri baik di dalam vagina jadi terganggu dan jadi pemicu infeksi bakteri vagina yang serius.
4. Jarang Mengganti Alat Cukur
Rajin mencukur rambut vagina berarti kita juga harus rajin mengganti alat cukur yang digunakan.
Pasalnya, alat cukur dapat menjadi tempat pertumbuhan bakteri dan memicu iritasi pada vagina, ditambah timbulnya jerawat.
Kita harus sering mengganti mata pisau dari alat cukur setelah digunakan beberapa kali, sebab itu dapat menjadi tempat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan luka kemerahan di kulit.
Source | : | CewekBanget.ID,Tribunhealth.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar