GridPop.ID - Menikah tentu saja menjadi dambaan tiap pasangan kekasih yang sudah lama menjalin hubungan.
Menjadi momen bahagia sekali seumur hidup, tentu saja banyak yang rela menghamburkan banyak uang demi mewujudkan pernikahan impian.
Namun, momen pernikahan pasangan ini berakhir hancur lebur jelang akad.
Bagaimana tidak? mempelai wanita mendadak kabur jelang akad karena ilfeel calon suaminya tak bisa matematika.
Ya, itulah yang dilakukan seorang wanita di India bernama Rita Singh.
Dilansir TribunStyle.com dari World of Buzz pada Senin, 30 Januari 2023, pernikahan Rita Singh sejatinya digelar di Uttar Pradesh, India.
Namun ternyata pernikahan itu batal terlaksana.
Rita Singh memilih batalkan pernikahannya sendiri setelah mengetahui kemampuan calon suaminya di bidang matematika.
Calon suami Rita Singh ternyata memiliki keterampilan matematika yang buruk.
Baca Juga: TRAUMA Kerap Diperkosa Ayah Tiri, Gadis 15 Tahun Kabur dan Ditemukan di Kamar Mandi Kolam Renang
Hal itu terkuak setelah ia gagal melakukan tugas sederhana menghitung uang kertas.
Awalnya pendeta yang bertanggung jawab atas upacara pernikahan memberi tahu keluarga mempelai wanita tentang perilaku aneh mempelai pria.
Mereka kemudian memutuskan untuk menguji mempelai pria dengan memintanya menghitung 30 lembar uang Rs10 (Rp 1.800).
Mempelai pria ternyata gagal melakukannya.
Setelah mempelai pria gagal, mempelai wanita bergegas keluar dari upacara pernikahan.
Keluarga mempelai wanita mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kondisi mempelai pria yang 'lemah mental'.
"Perkawinan biasanya dilakukan dengan itikad baik dan karena perantara adalah kerabat dekat, kami mempercayainya dan tidak bertemu dengan lelaki itu.
Ketika pendeta memberi tahu kami tentang perilakunya yang aneh, kami memutuskan untuk mengujinya dan menawarkan kepadanya uang kertas 30 Rs10 (Rp 1.800) untuk dihitung, yang tidak dapat dia lakukan.
Rita menolak menikah dengannya setelah mengetahui kondisi mempelai pria," jelas Mohit kakak Rita.
Pembatalan pernikahan oleh mempelai wanita dan keluarganya memicu perseteruan antara kedua keluarga.
Bahkan, polisi pun dipanggil untuk membantu menengahi situasi.
Pada akhirnya, mempelai wanita tetap pada keputusannya dan pernikahan dibatalkan sepenuhnya.
Selain Keuangan, Persiapkan 3 Hal Ini Sebelum Menikah
Dilansir dari laman kompas.com, setidaknya ada tiga hal yang juga perlu dimiliki sebelum melangkah ke pelaminan, antara lain:
1. Kemampuan menyelesaikan konflik
Tak ada hubungan yang bebas dari konflik, termasuk hubungan pernikahan.
Namun, pasangan suami istri idealnya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik rumah tangganya secara mandiri, tanpa harus melibatkan orang lain di dalam keluarga, pertemanan, atau lingkar kerabat lainnya.
Jika memang konflik yang dihadapi sulit untuk ditangani sendiri, mintalah bantuan ada profesional kesehatan, seperti konselor pernikahan, psikolog, pengacara, dan lainnya, untuk mendapatkan pandangan yang bersifat objektif.
Para profesional juga terikat dengan kode etik, yang membuat mereka akan menjaga rahasia setiap kliennya dengan baik.
"Dibandingkan kalau cerita tentang aib keluarga kita ke keluarga atau teman-teman," kata dia.
Samanta menambahkan, keluarga dan teman bisa saja memberikan penilaian yang salah dan subjektif, sehingga malah memperkeruh kondisi konflik.
"Belajar resolusi konflik ini jauh lebih penting dibandingkan menuntut gaji pasangan kita," paparnya.
Baca Juga: 1 KTP Dapat Digunakan untuk Daftar 2 Akun Gojek Sekaligus? Cek Penjelasannya Berikut Ini
2. Komunikasi terbuka dan saling menyesuaikan diri
Setiap hubungan, termasuk hubungan pernikahan, idealnya disertai visi dan misi bersama.
Visi dan misi ini tidak berlaku sama untuk selamanya, melainkan perlu terus dibangun dan dibicarakan bersama.
Di sinilah pentingnya komunikasi yang terbuka dan tegas terhadap satu sama lain, serta kemauan untuk saling menyesuaikan.
"Dalam pernikahan kalau kita mau komunikasinya bagus, mandiri, tapi penyesuaiannya enggak oke akan melahirkan konflik-konflik lagi," ujar Samanta.
3. Kekompakan menjalin keintiman
Pasangan harus memiliki kekompakan untuk mempertahankan hubungannya dalam jangka panjang.
Hal ini tak bisa begitu saja diwujudkan setelah menikah, tetapi juga perlu dipersiapkan sejak sebelumnya.
"Perlu ada kekompakan, bagaimana menjalin keintiman, romantismenya masih ada enggak, masih dijalin enggak, dating-nya, pillow talk-nya, keterbukaan, kejujurannya, respect-nya."
"Kalau sudah tidak ada respect, ini sudah menjadi krusial. Pernikahan menjadi hampa, salah satu pihak menuntut berlebihan, ini bisa mengurangi respect," tuturnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,World of Buzz,Tribunstyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar