Sebab, leluhur tertua dari kalender Gregorian, yakni kalender Romawi yang pertama, memiliki perbedaan struktur yang mencolok dari varian selanjutnya.
Kalender Romawi terdiri dari 10 bulan, bukan 12 bulan.
Kemudian untuk menyelaraskan kalender sepenuhnya dengan tahun lunar, maka raja Romawi kala itu, Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari di antara 10 bulan pada kalender pertama.
Kalender sebelumnya memiliki 6 bulan 30 hari 4 bulan 31 hari, dengan total 304 hari.
Namun, Raja Numa ingin menghindari angka genap dalam kalendernya, karena alasan takhayul.
Di masa Romawi, bangsa ini meyakini bahwa angka genap adalah angka sial.
Oleh karena itu, dengan alasan menghindari angka genap yang dianggap sial pada kalendernya, maka Numa mengurangi satu hari dari masing-masing bulan yang terdiri dari 30 hari untuk menjadikannya 29.
Sementara, tahun lunar terdiri dari 355 hari, tepatnya 354.367, tetapi menyebutnya 354 hari, menurut takhayul Romawi ini, akan membuat tahun sial.
Pada akhirnya, setidaknya 1 bulan dari 12 bulan harus mengandung jumlah hari genap.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar