"Bangunannya sendiri sih bagus, megah. Tapi akses ke sana-nya itu ternyata kurang ya untuk stadion berkelas internasional," lanjut dia.
Pengalaman kurang mengenakkan belum berhenti sampai di situ saja. Saat memasuki stadion, rupanya kursi yang sudah ia pesan diserobot orang lain.
Baby dan salah seorang rekannya sempat marah kepada kru yang berada di dekat situ. Tetapi, yang bersangkutan tersebut justru dengan cuek mengatakan bahwa nomor kursi sudah tidak berlaku sejak pukul 19.00 WIB.
Beruntung, ada penonton yang berbaik hati menunjukkan kursi kosong. Sayangnya, jumlah kursi kosong itu tidak sesuai dengan jumlah rombongan Baby. Alhasil, mereka duduk berpencar.
Pengalaman kurang mengenakan lain kembali terjadi saat pulang. Baby dkk tidak bisa memesan taksi maupun ojek online dari area JIS.
"Enggak ada sinyal HP di JIS. Sekalinya dapat, enggak ada ojek atau taksi online yang mau pick up. Rasanya sengsara banget deh," ujar Baby.
Ia serta kawan-kawannya pun memutuskan berjalan kaki menjauhi JIS demi bisa memesan taksi online.
Sinyal ponsel Baby masuk ketika ia berjalan sekitar 30 menit ke arah Hutan Kota Kemayoran. Ia kemudian memesan taksi online untuk pulang ke rumahnya di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
"Sampai rumah merasa capek banget. Capek hati karena maksudnya mau senang-senang, malah dapat pengalaman enggak asyik. Juga capek fisik karena fasilitasnya buruk," ujar Baby.
Ia mengaku, akan berpikir berkali-kali untuk menonton bila ada konser lainnya di waktu mendatang yang digelar di JIS.
Di sisi lain, ia berharap pemerintah memikirkan infrastruktur pendukung JIS agar nyaman bagi masyarakat yang datang ke tempat itu untuk menghadiri sebuah perhelatan.
Baca Juga: Nontong Langsung Konser Dewa 19 di JIS, Prabowo Disapa Ahmad Dhani Paling Terakhir: Terlalu Politis
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar