"Setia dengan satu pasangan saja dapat berisiko terinfeksi HPV, apalagi jika berganti-ganti pasangan," ujarnya dalam diskusi kesehatan SOHO #BetterU", di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
HPV, jelas Fitriyadi, terdiri dari ratusan tipe, namun yang menyebabkan kanker serviks hanyalah tipe 16 dan 18.
Berganti-ganti pasangan akan meningkatkan kemungkinan virus ini ditularkan dari orang yang sudah terinfeksi ke orang lainnya.
Kenapa wanita lebih berisiko terkena penyakit? Fitriyadi mengatakan, karena pada wanita, risiko HPV untuk berkembang menjadi kanker serviks lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kanker penis.
"Risiko infeksi HPV berkembang menjadi kanker serviks mencapai 99 persen," tambahnya.
Sementara risiko infeksi HPV yang menyebabkan kanker penis hanya 42 persen.
Hal ini mungkin juga didukung dari struktur organ reproduksi wanita yang bentuknya masuk ke dalam tubuh, sedangkan pada pria keluar.
Namun bukan lantas pria bebas berganti pasangan seksual. Penelitian menunjukkan, penyebaran penyakit lainnya juga banyak terjadi melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah terinfeksi.
Misalnya, penyakit kutil kelamin yang juga disebabkan oleh HPV. Selain itu, ada pula HIV yang dapat menyebabkan AIDS.
Kanker serviks sendiri merupakan ancaman serius bagi kesehatan wanita. Data Globocan dari WHO memperkirakan, di dunia setiap satu menit ada satu kasus baru kanker serviks, dengan kasus kematian setiap dua menit.
Sementara di Indonesia, 41 kasus baru terjadi setiap harinya dengan 20 kematian.
WHO juga menyebutkan, di tahun 2013 kanker serviks dialami oleh 15.000 wanita di Indonesia. Ini menjadikan kanker serviks menjadi kanker kedua dengan prevalensi tertinggi, di bawah kanker payudara. GridPop.ID (*)
Baca Juga: Dukung Ibunya Cerai, Athalla Naufal Tanggapi Gugatan Ferry Irawan: Sudah Tahu Akan Pisah
Source | : | Sosok.id,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar