Polisi menerima informasi kejadian itu setelah korban dilarikan ke RS Al Huda. Dari rumah sakit itu, korban kemudian dirujuk ke RSUD Genteng.
Dari informasi itu, polisi mendatangi korban di rumah sakit dan keluarganya di kediaman.
Kepada polisi, anggota keluarga S mengakui bahwa korban beberapa kali berupaya mengakhiri hidup.
Sebelum pemotongan alat kelamin ini, S sempat mencoba mengakhiri hidup dua kali.
Pertama dengan menusuk perut. Kedua dengan mencekik dirinya sendiri.
Kerabat dan warga berhasil menolong dalam dua aksi itu. Alhasil, korban selamat.
Pada upaya mengakhiri hidup ketiga kalinya dengan memotong alat kelamin, hal yang sama terjadi.
S diselamatkan oleh warga yang sigap membawanya ke rumah sakit.
Meski hidupnya tertolong, alat kelamin korban tak berhasil disambungkan.
Potongan kelamin itu gagal ditemukan.
"Sebenarnya bisa disambungkan. Tapi potongannya hilang," kata dia.
Direktur RSUD Genteng, Siti Asiyah Anggraeni menyampaikan, korban diduga mengalami gangguan psikis sehingga nekat memotong alat kelaminnya sendiri.
“Dugaannya ada gangguan psikis.
(Di rumah sakit) Korban lebih banyak diam,” ucap Asiyah, Selasa (7/2/2023).
Source | : | pos kupang,Serambinews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar