Banyak orang tua dapat mengatakan bahwa mereka tidak tahu bagaimana berbicara dengan anak-anak mereka tentang pendidikan seks.
Mereka juga tidak tahu bagaimana mendidik anak-anak mereka.
Sehingga mereka memilih untuk menghindarinya, biarkan anak-anak mereka mengerti dan memahaminya otodidak ketika tumbuh dewasa.
Namun, kurangnya pemahaman tentang pendidikan seks membuat mereka tidak tahu apa itu pelecehan, apa itu pornografi, apa itu penyerangan.
Dengan cara ini, ketika anak jadi koraban, dia mungkin tidak menyadarinya dan dia mungkin tidak tahu cara yang tepat untuk menghadapinya.
Dengan dibimbing oleh orang tua atau guru untuk menangani situasi yang relevan, hal itu dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius.
Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan pendidikan seks bagi anaknya, memberitahukan perilaku apa saja yang tidak boleh dan apa yang harus dilakukan
setelah dilanggar.
Misalnya, lawan jenis tidak diperbolehkan menyentuh bagian pribadinya secara sembarangan.
Ketika mereka mengetahui bahwa mereka telah dilanggar, mereka harus memberi tahu orang tua dan guru mereka untuk mendapatkan bantuan tepat waktu.
Sebaliknya orang tua dan guru hendaknya lebih memperhatikan anaknya.
Perhatian ini tidak hanya pada hasil belajar anak tetapi juga pada perubahan fisik atau psikis anak.
Bayangkan, siswa sekolah dasar telah melalui begitu lama dari dianiaya, hamil, dan akhirnya melahirkan, tetapi guru dan orang tua benar-benar tidak menyadarinya.
Jika insiden itu diketahui lebih awal, langkah-langkah tertentu dapat diterapkan untuk membatasi dampaknya secara maksimal.
Daripada mengarah ke adegan di mana seorang siswa sekolah dasar berusia 13 tahun berubah menjadi "ibu" yang menyebabkan banyak orang kehilangan hidup mereka tak berdaya, maaf.
Source | : | Parapuan,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar