GridPop.ID - Kejadian apes dialami oleh mama muda ini.
Mama muda ini dibius hingga syok tetiba bangun di kasur tanpa busana.
Terkuak pelaku yang tega menodainya.
Begini kisahnya.
Seorang mama muda bernasib pilu usai mendatangi acara reuni SMP.
Bagaimana tidak, si mama muda syok lantaran bangun dalam kondisi tanpa sehelai busana pun di sebuah kamar hotel.
Ternyata semua adalah ulah seorang teman yang selama sekolah dulu dikenal pendiam.
Dilansir oleh GridPop.ID dari Wartakotalive.com, mama muda tersebut bernama Chen dan tinggal di Provinsi Hunan, China.
Sementara si pria bejat bernama Zhao Liang.
Baca Juga: Suami Bingung Istri Lahirkan Anak Kedua, Terungkap Fakta Pilu Sebabkan Rumah Tangga Kandas
Diketahui bahwa Chen sudah menikah dan memiliki anak.
Awal mula insiden tersebut yakni saat Chen menerima undangan reuni kelas dari teman-teman SMP.
Meski tak pernah menjalin komunikasi dengan para rekannya, namun Chen langsung mengiyakan bakal menghadiri acara tersebut.
Mulanya, acara diadakan di sebuah restoran kelas atas.
Suasananya pun begitu bahagia, dimana semua alumni saling berjabat tangan dan megobrol banyak hal.
Hal itu membuat mereka menjadi lebih akrab pasca lama tak berjumpa.
Saat pesta sudah berakhir, masih banyak yang enggan pulang.
Alhasil, mereka memutuskan untuk pergi bersama ke barbeque, kemudian lanjut ke bar karaoke.
Chen pun meminum banyak alkohol hingga membuatnya mabuk.
Baca Juga: Sebut Fuji dan Thariq Halilintar Masih Saling Sayang, Haji Faisal Berharap Keduanya Balikan Lagi
Ketika melihat Chen mulai hilang kesadaran, seorang teman bernama Zhao Liang menawarkan untuk mengantarnya pulang.
Saking mabuknya, Chen tak bisa menolak tawaran tersebut.
Sedangkan para rekan yang lain juga sibuk dengan urusan masing-masing.
Mereka pun tak memperhatikan Chen dan tak tahu bahwa si mama muda belum memberi tahu alamat rumahnya pada Zhao Liang.
Ternyata, pria itu memiliki niat busuk.
Zhao Liang membawa Chen ke hotel terdekat.
Si mama muda awalnya menolak masuk ke dalam hotel ketika masih dalam kondisi setengah sadar.
Sayangnya, Chen tak bisa lagi mengendalikan diri saat diseret dan dibius oleh pria tersebut.
Chen kemudian tak sadarkan diri.
Dilansir dari Tribun Pekanbaru, keesokan harinya Chen terkejut lantaran menyadari bahwa dirinya sudah berada di kamar hotel.
Ia makin kaget setelah melihat Zhao Liang keluar dari kamar mandi dalam kondisi telanjang bulat.
Ternyata, Zhao Liang telah membius dan melakukan hubungan badan dengan Chen di malam sebelumnya.
Si pria kemudian bergegas pergi, diduga ia khawatir akan perbuatan bejatnya.
Chen lantas melaporkan kejadian yang menimpanya pada polisi.
Menurut Pasal 236 dan 1165 KUHP Republik Rakyat Tiongkok, tindakan Zhao Liang merupakan kejahatan penyerangan seksual, pelanggaran serius terhadap privasi orang lain, yang dapat dihukum dengan denda 3-10 tahun penjara.
Tapi, Chen memilih untuk tak mencela Zhao Liang dengan alasan takut menghadapi kritik dari masyarakat.
Setibanya di rumah, Chen merasa malu, kesakitan baik fisik maupun mental hingga membuatnya tak bisa lagi menahannya.
Ia kemudian bercerita pada sang suami dan akhirnya memilih untuk memanggil polisi guna meringkus Zhao Liang.
Polisi Provinsi Hunan kemudian melakukan penyelidikan, tapi sayangnya tanda-tanda kejahatan yang ada pada tubuh Chen telah hilang lantaran insiden sudah terjadi lama.
Polisi juga menemukan video di kamera pengintai hotel, menunjukkan Chen dan Zhao Liang memasuki kamar hotel, tetapi ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa itu bertentangan dengan keinginan Chen.
Fakta bahwa Zhao Liang tidak dihukum oleh hukum telah memberikan pukulan psikologis yang berat bagi Chen hingga menyebabkan kondisi mentalnya menjadi semakin tertekan, bahkan membutuhkan perawatan obat.
Setelah beberapa waktu berlalu, Chen memutuskan untuk mendatangi Zhao Liang guna membicarakan permasalahan ini dengan baik.
Meski begitu, Zhao Liang mengaku melakukan hubungan badan dengan Chen secara sukarela dan tak membiusnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Wartakota,Tribun Pekanbaru,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar