Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan", dan seringkali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah.
Beberapa di antaranya ialah saat diubahnya arah kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.
Lantas bagaimana cara puasa Nisfu Syaban?
Dilansir artikel Bangkapos.com, puasa nisfu Syaban tidak boleh dilakukan setelah melewati bulan pertengahan Sya’ban, karena dalam hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, “Rasulullah SAW bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian ber puasa’.” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah) dikutip dari Nu.or.id.
Manfaat dari melaksanakan puasa sunnah di malam nisfu Sya’ban ini adalah akan mendapatkan syafa’at dari Rasulullah SAW kelak di hari kiamat, seperti yang dijelaskan yekh Nawawi al-Bantani dalam Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în :
Dalil Puasa Nisfu Syaban
Salah satu dalil yang menyebut secara khusus pelaksanaan puasa Nisfu Syaban adalah hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Mu'awiyah bin Abdillah bin Ja'far. Berikut bunyi penggalan haditsnya,
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا
Artinya: "Jika masuk malam pertengahan bulan Syaban maka salatlah di malam harinya dan ber puasalah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam".
Baca Juga: Tips Hidup Agar Tetap Fit Selama Ramadhan 2023, Diantaranya Hindari Rokok dan Minuman Berkafein
Source | : | Bangkapos.com,Tribun Palu |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar