GridPop.ID - Rina Nose kini menjadi salah satu artis ternama di Indonesia.
Rina Nose sendiri kerap menghibur penonton lewat lawakan-lawakan lucunya.
Kini berhasil menjadi salah satu selebriti terkenal, rupanya Rina Nose pernah mengalami masa lalu yang pahit.
Tak disangka, Rina Nose pernah mengalami pelecehan seksual saat di bangku kuliah.
Bahkan atas kejadian tersebut Rina Nose mengaku mengalami trauma lama.
Apalagi jika mengingat kejadian tersebut dirinya masih kerap emosi hingga kini.
Dikutip oleh tribunnewsmaker.com dari YouTube TRANS TV Official (27/2/2023) Rina Nose akui traumanya hilang seiring berjalannya waktu.
"Kan kita sebagai perempuan kadang-kadang kan (mengalami) dari mulai catcalling atau apa lah, nempel-nempel, pernah ngalamin?" tanya Feni Rose sebagai host.
"Pernah," jawab Rina Nose.
"Ada yang meninggalkan trauma nggak?" tanya Feni Rose lagi.
"Ya ada, pasti ada lah, jaman-jaman kuliah juga ada kayak gitu."
"Cuma kan kalau trauma itu ngilangnya seiring waktu tiba-tiba lupa aja gitu," jelas Rina.
Kendati demikian, Rina Nose merasa kesal tiap teringat kejadian buruk tersebut.
"Tapi ya masih ngebekas, masih inget, kalau tiap inget memorinya, pasti kesel lagi," ucapnya.
Di sisi lain, Rina Nose mengaku mengenal pelaku pelecehan terhadap dirinya tersebut.
"Waktu itu pelakunya kamu kenal?" tanya Feni Rose.
"Kenal, orang kampus, nggak tau dia masih inget atau enggak," sambung Rina.
Dalam kesempatan tersebut, wanita berusia 39 tahun itu mengaku kejadian terjadi saat dirinya berada di sebuah tenda.
Baca Juga: Biodata Artis Diandra Agatha, Pemenang GADIS Sampul yang Ikut Bermain dalam Film Dear Nathan
"Parah kah?" tanya Feni Rose.
"Lumayan, hampir parah kalau aku nggak cepet bangun."
"Karena waktu itu kan kondisinya lagi ospek mahasiswa baru di gunung, di dalem tenda," ungkap Rina.
Untungnya, Rina cepat tersadar pada saat itu.
"Udah hampir, kalau aku nggak cepet respons terus ada orang yang masuk, bisa parah," sambungnya.
Setelah kejadian tersebut, Rina sudah tidak pernah bertemu dengan pelaku.
"Nggak pernah ketemu lagi sama orang itu?" tanya Feni Rose.
"Enggak," jawab Rina.
Rina pun mengaku kesal dan marah dengan pelaku apabila bertemu.
"Waktu itu perasaan apa yang paling berat yang kamu rasain?"
"Itu kan traumatis ya, takut masih ketemu dia?" tanya Feni Rose.
"Bukan takut, tapi kesel, marah," beber Rina.
Rina tetap merasa emosi meski rekan-rekannya berusaha untuk menenangkan dirinya.
"Sebenernya nggak pernah ketemu abis kejadian itu. Tapi pernah tau, lihat dia ada di situ, ngelihatnya udah (emosi)," ujarnya.
"Ngilangin (traumanya) seiring berjalannya waktu sama mungkin kita kalau lebih berhati-hati gitu ya ke depannya," sahut Feni Rose.
Metode untuk Mengatasi Trauma
Saat kita mengalami trauma, semua hal yang mengingatkan kita pada hal buruk tersebut akan selalu menghantui.
Pada akhirnya, trauma tersebut akan membuat kita sulit beraktivitas.
Trauma terkadang bisa terjadi bukan hanya karena peristiwa besar.
Hal kecil pun bisa meninggalkan bekas luka yang mendalam.
Untuk sembuh dari trauma psikologis dan emosional, Anda harus menyelesaikan perasaan dan ingatan tidak menyenangkan yang telah lama Anda hindari.
Dengan kata lain, Anda harus melepaskan energi dari respon stres yang terpendam, belajar mengatur emosi dan membangun kembali kemampuan Anda untuk mempercayai orang lain, Ada berbagai pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma.
Namun, hal tersebut harus dilakukan bersama ahlinya.
Dilansir dari laman kompas.com, berikut berbagai metode untuk mengatasi trauma:
1. Belajar merasakan pengalaman somatik
Pengalaman somatik berfokus pada sensasi tubuh, daripada pikiran dan ingatan tentang peristiwa traumatis.
Dengan berkonsentrasi pada apa yang terjadi di tubuh Anda, Anda dapat melepaskan energi terkait trauma yang terpendam melalui gemetar, menangis, dan bentuk pelepasan fisik lainnya.
2. Terapi kognitif
Terapi perilaku kognitif membantu Anda memproses dan mengevaluasi pikiran dan perasaan Anda tentang suatu trauma.
3. EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing)
EMDR menggabungkan elemen terapi kognitif-perilaku dengan gerakan mata atau bentuk lain dari stimulasi kiri-kanan berirama yang dapat "mencairkan" ingatan traumatis. GridPop.ID (*)
Source | : | tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar