Christin mencontohkan, seseorang yang lebih senang makan di bintang lima akan kesulitan berpasangan dengan orang yang senang makan di kaki lima.
"Ini nantinya akan menjadi masalah. Itu membuat tidak puas dalam pernikahan ini sehingga mencari orang lain yang gaya hidupnya sama," tuturnya.
Ketiga, berkaitan dengan seksual. Christin menjelaskan, pasangan suami istri harus bisa saling menikmati hubungan seksual antar keduanya.
Sayangnya, finansial dan seksual sering kali dianggap tabu untuk dibicarakan di awal atau selama pernikahan.
Padahal, membicarakan kedua hal tersebut dapat membantu mempertahankan pernikahan.
"Jadi kalau ada masalah seksual itu harus segera disampaikan ke pasangan untuk segera diatasi, misalnya ke dokter," ujarnya.
Keempat, yakni cinta ideal yang harus dipenuhi.
Christin menggambarkan cinta ideal layaknya lingkaran yang terbagi tiga dan masing-masing berisi commitment (komitmen), intimacy (keintiman), dan passion (gairah).
"Keintiman, nyambungnya obrolan seperti dengan sahabat. Pasangan yang anti perselingkuhan itu ngobrolnya nyambung, dari hal mutu sampai tidak mutu," papar dia.
Passion atau gairah, ditandai dengan keromantisan antara pria dan wanita dalam suatu pernikahan.
Sementara komitmen, imbuh Christin, satu-satunya aspek yang berkaitan dengan kognitif atau cara berpikir.
"Jadi mungkin dalam pernikahan bisa saja sebel, kesel, bosan, tapi komitmen, aku tidak mau pisah. Itu penting sekali," paparnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunstyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar