GridPop.ID - Pria ini pasrah mendengar permintaan ayah mertuanya.
Bagaimana tidak? ayah mertuanya ngotot minta lihat alat kelamin mantunya.
Alasan ayah mertua melakukan hal tersebut mengejutkan.
Kejadian ini sempat membuat heboh pada tahun 2019 silam.
Konflik ini terjadi setelah mertua menuding putrinya meninggal dunia akibat alat kelamin mantunya yang terlalu besar.
Untuk membuktikan hal itu, pria ini mau tak mau harus melihatkan ukuran alat kelaminnya di depan mertua dan saksi lain.
Peristiwa ini sempat menghebohkan warga Probolinggi sampai terendus berita Internasional.
Dilansir dari laman sosok.id, media Indonesia dan media Inggris dibuat tercengang dengan sebuah laporan unik dari warga ke pihak kepolisian beberapa waktu lalu.
Mertua di Probolinggo kedapatan melaporkan menantunya ke polisi.
Namun ia membuat laporan yang bisa dibilang kurang wajar.
Mertua melaporkan menantunya ke polisi lantaran sang mantu dinilai memiliki alat kelamin terlalu besar.
Dilansir dari Surya Malang dan Rabu (27/3/2019), pelapor alias mertua, Nedi Sito (55), Warga Dusun Brukan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Ia melaporkan menantunya, Barsah karena dituduh sebagai penyebab kematian istrinya yang merupakan anak Sito, Jumantri (23).
Sito menuduh Barsah jika istrinya meninggal akibat alat kelamin menantunya ini terlalu besar.
Berdasar tuduhan itu maka pada tanggal 20 Maret 2019, Sito dan keluarga mendatangi Polsek Maron.
Kapolsek Maron AKP Sugeng Supriantoro membenarkan laporan Sito tersebut.
"Sito dan keluarga mendapatkan informasi dari beberapa orang kalau anaknya meninggal akibat alat kelamin suaminya yang kebesaran. Padahal itu tidak benar," katanya, Rabu (27/3/2019).
Sugeng menuturkan, Sito amat kecewa sekaligus geram terhadap Barsah karena mendengar adanya isu tersebut.
Sito lantas melaporkan Barsah ke polisi untuk bertanggung jawab.
Setelah adanya laporan itu, Sugeng mengajak terlapor dan pelapor duduk bersama meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kami pertemukan bahkan ada perangkat desa. Kami ajak rundingan bersama, biar tidak salah paham antara mertua dan menantu ini," katanya.
Demi membuktikan benar atau tidaknya alat kelamin Barsah penyebab meninggalnya Jumantri, maka Barsah disuruh (maaf) menunjukkan alat kelaminnya kepada pihak polisi, perangkat desa dan keluarga.
Hasilnya, ukuran alat kelamin Barsah normalnnya orang Indonesia.
"Akhirnya kedua belah pihak saling memaafkan. Hubungan mertua dan menantu ini kembali akur meski sempat berseteru. Dan jadi tidak ada yang dilaporkan, permasalahan selesai secara kekeluargaan," tambah Sugeng.
Setelah adanya pemeriksaan lebih lanjut, ternyata anak Sito yakni Jumitra meninggal karena sakit epilepsi.
Dan sakit itu sudah lama dialami korban sejak kecil.
Adanya kejadian ini bahkan sampai diliput oleh media asing dar Inggris Mirror.co.uk.
Dalam judul artikelnya 'Grieving dad told police his daughter was killed by son-in-law's huge pen*s' , Mirror menjelaskan hal yang sama persis dengan kejadian sesungguhnya dan mengutip berita ini dari AsiaWire.
Sebagai tambahan, dikutip oleh kompas.com dari laman NHS, epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan aktivitas otak terganggu.
Imbasnya, seseorang mengalami kejang, perubahan perilaku yang tidak biasa, atau kehilangan kesadaran.
Epilepsi dapat dialami setiap orang.
Tapi, biasanya masalah kesehatan ini muncul sejak kanak-kanak, atau pada orang di atas umur 60 tahun.
Melansir Mayo Clinic, gejala epilepsi bisa bervariasi pada setiap orang. Ada yang sifat kejangnya ringan sampai parah, seperti:
- Kebingungan sesaat
- Mata menatap dan mulut bergumam
- Otot kaku
- Lengan dan kaki menyentak tak terkendali
- Pingsan atau hilang kesadaran
- Gejala psikologis seperti ketakutan atau kecemasan
- Tubuh berkedut atau gemetaran Terkadang penderita kehilangan kontrol kandung kemih atau menggigit lidah
Di kebanyakan kasus, gejala epilepsi yang dialami seseorang akan sama ketika kambuh. GridPop.ID (*)
Source | : | Sosok.id,Suryamalang.com,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar