Kang Uyung menyebutkan, pemberian sepatu dan kaos tersebut masih terus berlanjut.
"Ini baru sebagian dan akan terus disalurkan dari para donatur," katanya.
Diketahui, dalam video viral yang beredar, terdapat seorang siswa memakai sepatu yang sudah bolong-bolong.
Lantas, siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kota Tasikmalaya patungan beli sepatu baru.
Aksi galang dana beli ini pun diposting ke media sosial hingga viral.
Dalam video, terdapat selembar kertas yang tertulis target uang harus terkumpul sebesar Rp 217.000.
Selanjutnya, ada sejumlah nama yang memberikan dana, mulai dari Rp 2.000, Rp 5.000, hingga Rp 10.000.
Ridwan Kamil Beri Hadiah
Tak selang beberapa lama, Ridwan Kamil langsung melakukan video call di Hotel Mulia Jakarta dengan siswa kelas 8B SMPN 3 Kota Tasikmalaya.
Dalam percakapan video call tersebut Ridwan Kamil mengungkapkan akan memberikan bantuan pendidikan sebesar Rp 25 juta.
Ridwan Kamil juga meminta pihak sekolah untuk mengatur aliran dana tersebut sehingga menjadi kebaikan bersama.
"Tadi saya ngasih Rp 25 juta ke siswa SMPN di Tasikmalaya yang menginspirasi iuran beli sepatu buat teman sekolahnya.
Setengahnya saya minta ke wali kelasnya untuk ngatur jadi program kemanusiaan.
Jadi (siswa) dilatih terus berbuat baik," ujar Ridwan Kamil di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Tidak hanya dikelola oleh wali kelas dan guru, kucuran dana bantuan yang diberikan Gubernur akan dikelola juga murid SMPN 3 Kota Tasikmalaya.
"Saya modalin, setengahnya silakan diatur oleh anak-anaknya mau apa," imbuh Ridwan Kamil.
Gubernur mengaku bangga karena masih banyak anak-anak di Jawa Barat yang mengedepankan rasa empati dengan sesama.
"Kita perlu mendukung itu untuk mengimbangi berita-berita negatif di sekolah, melawan guru, urusan bully, urusan kekerasan dan lain-lain," pungkas Ridwan Kamil.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul "NASIB Guru Honorer yang Kritik Ridwan Kamil, Benarkah Dipecat? Kang Emil Prihatin: Cukup Diingatkan"
(*)
Source | : | TribunStyle.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar