GridPop.ID - Kisah Nabi Muhammad saat remaja tak terlepas dari peran pamannya Abu Thalib.
Selama mengasuh Nabi Muhammad, Abu Thalib mengajarkan banyak hal.
Termasuk salah satunya berdagang.
Nabi Muhammad ikut berdagang dengan sang paman menempuh perjalanan dari Mekkah ke negeri Syam.
Melansir artikel Sosok.ID dari laman NU Online, Nabi Muhammad mulai menggeluti dunia perdagangan saat berusia 12 tahun.
Saat itu, ia diajak Abu Thalib ikut dalam kafilah dagang ke Syam.
Dari situ, ia lantas bekerja pada saudagar kaya yang terkenal, Khadijah.
Saat Khadijah membuka lowongan pekerjaan mejajakan barang dagangannya.
Mengetahui hal itu, Abu Thalib lantas menawarkan pekerjaan itu kepada Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad pun menerima tawaran tersebut dan singkat cerita menjadi karyawan Khadijah.
PR pertama Nabi Muhammad dari Khadijah adalah menjual kain di negeri Syam.
Tak sendirian, Nabi Muhammad ditemani oleh seorang budak Khadijah yang bernama Maisaroh.
Nabi Muhammad berhasil menjual kain-kain tersebut berkat kerja keras, amanah, serta kejujurannya.
Keuntungan besar pun didapat Nabi Muhammad.
Maisaroh pun menceritakan hal tersebut kepada Khadijah.
Dari cerita itu, Khadijah terkesima dengan Nabi Muhammad.
Menariknya, Siti Khadijah adalah saudagar yang dikenal kaya raya dan banyak diincar kaum pria.
Namun, ia lebih memilih pria dengan akhlak mulia ketimbang harta berlimpah.
Dilansir artikel Tribun Jabar, kisah perkenalan Siti Khadijah dengan Nabi Muhammad dimulai.
Meski telah jatuh hati kepada Rasulullah, Siti Khadijah tak mengungkapkan langsung kepada Rasul.
Siti Khadijah mengungkapkan perasaannya kepada temannya bernama Nafisah binti Munabbih.
Nafisah memang tak langsung meminta Nabi Muhammad SAW menikahi Siti Khadijah.
Saat itu Nafisah berdialog dan menanyakan alasan Rasulullah belum menikah.
Tak terduga, ternyata jawab Nabi saat itu juga memang sama.
Namun saat itu beliau hanya mengatakan bahwa ia tak memiliki harta lebih dan mahar yang banyak.
Sungguh niat dari awal niat Siti Khadijah bukanlah soal harta.
Tak peduli soal mahar dan harta yang diberikan Nafisah hanya mengungkapkan saran.
Nafisah menyebut Siti Khadijah adalah wanita yang patut untuk beliau.
Dari saran Nafisah itulah Nabi Muhammad SAW juga tertarik menikah.
Bagaikan gayung bersambut, Nabi Muhammad SAW pun menyetujui menikahi Siti Khadijah.
Setelah membicarakan kepada pamannya Abu Thalib, Rasulullah SAW pun mendatangi Khadijah dan melamarnya.
Tak lama setelah, itu pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah dilangsungkan.
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW yang Membuat Langit Berguncang Gegara Mendengar Ucapan Sosok Ini
Akad nikah hanya dihadiri oleh keluarga Siti Khadijah dari Bani Hasyim dan para pembesar kabilah Mudhar.
Dikutip dari muslim.or.id, dalam pernikahannya, Nabi Muhammad SAW memberikan mahar berupa 20 ekor unta muda.
Dalam sejarah Islam, diketahui ketika menikah Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW berusia matang 25 tahun.
Sementara itu Siti Khadijah berusia 40 tahun.
Demikian itulah kisah Nabi Muhammad SAW ketika menikahi Siti Khadijah.
Dalam buku Muhammad A Trader, dikisahkan Nabi Muhammad telah menjadi pemimpin kafilah dagang di usianya yang baru menginjak 17 tahun.
Diceritakan bahwa ia telah berdagang di lebih dari 17 negara seperti Syam, Yordania, Bahrain, Busra, Irak, hingga Yaman.
Selama berdagang, Nabi Muhammad juga memiliki partner bisnis.
Al-Mubarakfury menjelaskan dalam Sirah Nabawiyah, Nabi Muhammad menggandeng as-Saib bin Abus-Saib saat ia merintis bisnisnya.
Nabi Muhammad senang berbinsis dengan Abus-Saib karena ia tak pernah curang.
Selama bekerja tak pernah berselisih, Nabi Muhammad menganggap Abus-Saib adalah partner bisnis terbaiknya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Jabar,Sosok.id |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar