Dirinya selalu menolak untuk memberikan informasi tentang ayah saya dan berdasar catatan pemerintah, saya tidak memiliki ayah,
Kehidupan saat saya tumbuh besar tidaklah sulit karena ibu saya adalah seorang dokter sehingga secara finansial kami stabil,
Dan nenek saya sering merawat saya dan secara keseluruhan kehiduupan saya sangat menyenangkan,
Namun, ibu saya menolak untuk berbicara tentang ayah saya, yang saya tahu, dia adalah pria yang kurang baik", katanya.
Pria itu kemudian menjelaskan bagaimana dia bertemu dengan "gadis impiannya" ketika dia mampir ke kedai kopi suatu hari untuk minum-minum.
Karena ingin mengenalnya lebih dalam, ia mulai mengunjungi kedai kopi tersebut secara teratur agar dapat berbicara dengannya saat ia membersihkan meja.
"Dia berusia 19 tahun dan saya berusia 24 tahun, tetapi usia tidak menjadi masalah bagi kami,
Dia memiliki rambut hitam panjang, wajah yang cantik dan tubuh yang luar biasa,
Dia adalah orang yang paling manis dan paling mengerti saya,
Tak lama kemudian, saya meminta nomor teleponnya, segalanya berkembang dari sana, kami mulai berkencan,
Saya dekat dengan keluarganya, dia dekat dengan keluarga saya, dan setahun yang lalu saya melamarnya di kedai kopi tempat kami bertemu,
Source | : | Kompas.com,tribunnewsmaker,Mirror.co.uk |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar