Zoya menjelaskan bahwa belum diketahui apakah perilaku seksual tersebut termasuk hiperseksual atau tidak.
Hal ini karena, menurutnya, diperlukan diagnosis dan pemeriksaan langsung untuk membuktikannya.
"Agak susah kalau mau dibilang hiperseks, ini bisa label yang diberikan individu atau pasangannya saja," ucapnya.
Sependapat dengan Zoya, dokter kecantikan dan seksolog Haekal Anshari mengatakan bahwa seberapa banyak hubungan seks yang kamu lakukan tidak bisa menjadi kriteria untuk menentukan apakah kamu mengalami hiperseks.
Menurut Haekal, hiperseksualitas dapat terjadi pada seseorang ketika ia tidak dapat menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks.
Dalam artian tidak bisa melihat tempat, keadaan, waktu, dan kondisi pasangannya.
"Ini seperti kecanduan karena yang dicari oleh penderita hiperseksualitas adalah kenikmatan, sehingga mereka bisa melampiaskan kebutuhan seksualnya pada orang lain, tanpa memandang ikatan emosional," kata Haekal.
Dia juga menambahkan bahwa orang dengan paraphilia tidak meminta persetujuan seksual dari pasangannya.
Dengan kata lain, mereka tidak peduli dengan persetujuan pasangannya untuk berhubungan seks.
Hackal juga menambahkan bahwa mereka cenderung memaksakan keinginannya bahkan untuk kesenangannya sendiri karena tidak baik bagi mereka jika keinginannya tidak terpenuhi."Kalau hasrat seksnya tidak terpenuhi dia akan stres dan depresi," pungkasnya.
Tanda-Tanda Perilaku Hiperseksual
Baca Juga: Pamitnya Beli Susu, Gadis 16 Tahun Justru Jadi Korban Aksi Bejat Pria, Diajak Hubungan Intim Dikos
Source | : | Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar