Situs kesehatan WebMD bahkan menyebut seks anal sebagai aktivitas seksual paling berisiko dan area yang paling terdampak dari senggama secara anal atau seks anal adalah anus dan rektum.
Diberitakan Kompas.com edisi 8 Januari 2020, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SsPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP menjelaskan, anus atau dubur tidak dipersiapkan untuk menerima masuknya benda asing dari luar, termasuk penis.
Sehingga, masuknya benda asing secara paksa melalui dubur dan tanpa pelumas akan menyebabkan dinding anus dan bagian poros usus (rektum) rentan mengalami luka.
Ketika luka sudah timbul, maka area tersebut rentan mengalami infeksi.
Risiko terjadi luka akan bertambah banyak jika proses anal seks dilakukan secara dipaksa.
"Ini (dubur) bukan tempat untuk senggama, tapi untuk BAB (buang air besar) keluar. Feses sebelum dikeluarkan setiap pagi memang ditampung di situ."
Karena anus berperan sebagai tempat lewatnya feses atau kotoran, kata Ari, jelas bahwa anus bisa menjadi sumber infeksi.
"Ini (anus) sumbernya infeksi, kuman, jamur, bakteri, ada di sana."
Berbagai penyakit infeksi karena hubungan seksual (Sexually Transmitted Disease/STD) mudah ditularkan melalui hubungan anal seks anal.
Ari menyebut beberapa penyakit STD antara lain HIV, Herpes simplex, hepatitis B, hepatitis C, dan Human Papiloma Virus.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar