GridPop.ID - Video anak rusak motor matic sambil ngamuk ke ayahnya baru-baru ini viral di Tiktok.
Anak tersebut murka diduga karena tak dibelikan kendaraan sesuai dengan keinginannya.
Sontak saja, video yang viral di TikTok tersebut langsung mendapatkan sorotan warganet.
Banyak warganet mengomentari seorang anak merusak motor yang menganggapnya tidak bersyukur.
Aksi kekecewaan seorang anak menendang dan merusak motor matic yang diketahui lantaran kecewa tidak dibelikan kendaraan sesuai keinginannya.
Seperti yang dilansir TribunTravel dari TribunGayo.com, Senin (29/5/2023), seorang anak SMA mengamuk dan merusak motor matic yang diberikan kepadanya.
Aksi anak tersebut terjadi karena tidak mendapatkan motor trail seperti yang diinginkannya.
Video viral itu diambil di Magetan, Jawa Timur, terlihat seorang anak SMA marah-marah kepada ayahnya karena keinginannya tidak dipenuhi.
Dalam video viral yang beredar, seorang anak menendang-nendang motor di depan ruko.
Tampaknya, lokasi kejadian berada di depan ruko dealer motor.
Dengan aksi anak SMA yang merusak motor membuat warganet mengekspresikan kekecewaannya.
Baca Juga: Sehari Markir Kantongi Rp 15 Ribu, Viky yang Viral di TikTok Akui Cukup untuk Hidupi Keluarganya
Remaja itu mendapat komentar negatif dari warganet karena sikapnya yang kurang bersyukur.
Namun, ada juga dari warganet yang mengomentari dan mengkritik cara pengasuhan orang tuanya yang dianggapnya salah.
Menurut Psikolog Klinis dan Play Therapist, Amanda Margia Wiranata menjelaskan ada dua alasan mengapa remaja dapat mengalami tantrum.
Tantrum merupakan kondisi seorang anak menunjukan tindakan menangis, berteriak, hingga marah saat keinginannya tidak terpenuhi.
Amanda menuturkan perilaku tantrum ini biasanya muncul pada anak di usia 2 hingga 3 tahun.
Apabila orang tuanya dapat menangani gejala tantrum dengan baik, maka sikap anak sering bertambahnya usia akan mereda.
Perilaku tantrum pada remaja dapat terjadi karena beberapa faktor.
Salah satu faktor yang utama yaitu kesulitan dalam mengatur emosi, bisa disebabkan karena gangguan internal.
Sependapat dengan Agus Sani, Kepala Promosi Keselamatan Berkendara Wahana, Amanda menyatakan bahwa pola asuh anak dari orang tua begitu penting.
Agus juga menuturkan, karakter anak ialah tanggung jawab orang tua.
Apabila anak sejak kecil dimanjakan ada kemungkinan akan bersikap membangkang saat keinginannya tidak terpenuhi.
Video remaja tendang motor matic ini diunggah di akun TikTok @apahabar.banjarmasin
@apahabar.banjarmasin Seorang anak ngamuk di pinggir jalan dan merusak barang yang dibelikan orangtuanya. Si anak nampak tengah mengamuk dan menendang nendang sepeda motor. #tiktokberita ♬ suara asli - Apahabar Banjarmasin
Cara mengatasi tantrum pada anak
Dilansir dari laman kompas.com, berikut ini cara mengatasi tantrum pada anak menurut Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo:
1. Ketahui kebutuhan anak
Tantrum merupakan cara si kecil memberitahu bahwa dirinya membutuhkan sesuatu.
"Maka orang tua harus menanggapi," kata Chistin. Chistin menceritakan anaknya pernah tantrum ketika berusia 2 tahun. Tantrum itu terjadi ketika dia hendak pergi bekerja.
"Nah itu kan berarti dia butuh rasa aman. Tapi ketika saya enggak pergi, tantrumnya hilang," jelasnya.
2. Cek perubahan di lingkungan sekitar
Jika kebutuhan si kecil sudah dipenuhi namun anak masih tantrum, Chistin menyarankan agar orang tua mengecek tantrum tersebut.
Baca Juga: Istilah 'Seng' Viral di Tiktok, Ternyata Ini Artinya, Sering Digunakan oleh Orang Pacaran
"Bisa dicek apakah ini anak tantrum manipulatif," katanya.
Tantrum manipulatif biasanya menandakan bahwa anak protes dengan orang tua.
"Kemungkinan ada perubahan yang cukup drastis yang mungkin orangtua enggak sadarin," ungkap Chrisin lagi.
Biasanya, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal. Misalnya perubahan lingkungan.
"Jadi anak itu paling nyaman kondisi psikologinya paling baik kalau kondisi keluarganya itu monoton alias rutinitas, tidak banyak perubahan," tuturnya.
Begitu banyak dinamika di dalam keluarga, anak kemungkinan menjadi tidak nyaman dan tantrum.
Perubahan drastis itu misalnya, ibu melahirkan, berpindah rumah, atau keluarga menjadi sibuk.
"Sebisa mungkin orang tua jangan membuat terlalu banyak perubahan dalam keluarga. Karena terlalu banyak perubahan di satu sisi, harapannya tidak berubah di bagian yang lain," tandas Christin.
3. Berikan waktu anak untuk keluarkan emosi Apabila perubahan tersebut tidak bisa dihindari, orang tua bisa memberikan waktu bagi anak untuk mengeluarkan emosinya saat tantrum.
"Berikan waktu dan ruang yang cukup untuk anak untuk mnegeluarkan emosi. Untuk menyampaikan emosinya kepada kita," terang Christin.
4. Beri pemahaman dan solusi
Setelah memberikan waktu bagi anak untuk meluapkan emosinya, beri pengertian pada anak secara hati-hati.
"Pada saat ini memang yang dibutuhkan adalah mengerti, memahami, empati," ucap Christin.
Orang tua bisa menyampaikan kepada anak untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.
5. Konsultasikan dengan psikolog
Apabila beberapa cara di atas sudah dilakukan namun si kecil masih tantrum, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikolog.
"Kalau orang tua agak sulit untuk mencari penyebabnya atau solusinya, bisa ke psikolog," tutup Christin. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribuntravel |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar