Tujuannya agar masalah ini tidak menjadi penghalang bagi pasangan untuk membangun rumah tangga yang bahagia.
Batasan yang dibuat menyangkut kehadiran di acara keluarga.
Misalnya, apakah pasangan akan ikut menghadiri pertemuan keluarga atau tidak.
Keputusan yang diambil harus berdasarkan keputusan bersama. Ingat, jangan sampai pasangan malah menjauhkan Anda dari teman dan keluarga.
2. Jangan biarkan konflik meningkat
Di awal menikah, tidak adanya restu orangtua mungkin membuat pasangan merasa canggung hingga enggan menemui mereka.
Tapi hal itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena malah bisa menghancurkan hubungan anak dengan orangtua.
Pertimbangkan konsekuensi yang bisa terjadi apabila menjauh dari keluarga dan kerabat dalam jangka panjang.
Terlebih menyimpan dendam dan amarah bisa membahayakan kesehatan. Sebisa mungkin, cobalah bangun kembali komunikasi agar hubungan membaik.
Cari tahu apa yang membuat orangtua tak kunjung memberi restu. Bicaralah dari hati ke hati. Dengarkan semua perasaan orangtua dan jangan langsung melibatkan emosi.
Secara perlahan, bantu orangtua lebih mengenal pasangan dan yakinkan jika pasangan adalah orang yang tepat.
3. Pertimbangkan konselor pernikahan
Tak bisa dipungkiri, tidak adanya restu bisa menjadi salah satu sumber masalah di dalam pernikahan.
Penelitian menunjukkan, tidak ada restu orangtua dapat menimbulkan ketidakpercayaan, kritik, dan konflik.
Bahkan hal tersebut akan terus menjadi topik pembicaraan saat pasangan bertengkar.
Bila dibiarkan, ini bisa menyebabkan perpecahan. Pertimbangkan opsi untuk konsultasi dengan konselor pernikahan guna menemukan langkah yang tepat mengatasi masalah tersebut.
Konselor pernikahan bisa juga memberikan bantuan untuk memperbaiki hubungan dengan orangtua. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,gridhits |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar