Penggunaan kondom yang bervariasi dari segi ketebalan, bentuk, dan tekstur diyakini oleh 84 persen responden dapat membantu mereka meraih pengalaman seksual yang berbeda.
Tapi masih ada responden (17persen) yang ragu memakai kondom karena dapat menghalangi kepuasan.
Hal ini semakin menegaskan bahwa masih banyak pasangan yang enggan mendiskusikan preferensi dan keinginan mereka sehingga munculah kesenjangan kepuasan.
Menurut dokter kandungan dr. Sandy Prasetyo, Sp.OG, adanya kesenjangan kepuasan dalam sebuah hubungan juga disebabkan oleh pendidikan seks di Indonesia yang masih sangat minim.
Sehingga timbul kurangnya keterbukaan pasangan dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginannya terkait aktivitas seksual bersama.
Padahal, transparansi selama hubungan seksual juga menentukan faktor kesehatan dan keamanan saat melakukannya.
"Pasangan juga perlu terbuka tentang histori kegiatan seksual yang pernah dilakukan oleh pasangan, melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin, serta memilih kontrasepsi yang nyaman digunakan bersama, misalnya kondom," ungkapnya di Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Senada dengan pandangan dr Sandy, psikolog klinis Inez Kristanti, M.Psi menyarankan untuk setiap pasangan bisa berdiskusi mengenai hubungan seksualnya secara sehat.
Lalu menumbuhkan rasa saling menghargai, saling percaya, dan saling memahami.
Hubungan seksual pun menjadi lebih berkualitas.
Penting pula untuk memunculkan rasa puas setara karena menurunkan level stres dan rasa cemas, sekaligus meningkatkan sexual confidence antara pasangan.
"Ketika ada equal respect, maka lebih mudah memunculkan equal pleasure, dan inilah yang membantu menjembatani kesenjangan kepuasan tersebut," papar Inez.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar