"Karena menurut saya memang minoritas, tapi mereka juga berhak untuk nyaman, aman, enak untuk beribadah di rumah ibadat. Kebetulan Drumas muslim sehingga di masjid," lanjut dia.
Octorina menegaskan, video yang dibagikannya melalui media sosial tak bermaksud untuk menyerang pihak mana pun.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai terapis ini hanya ingin penyandang disabilitas seperti anaknya bisa mendapatkan fasilitas layak di tempat umum.
Selama shalat di masjid tersebut, itulah pertama kalinya Drumas dilarang masuk ke area dalam menggunakan kursi roda.
"Walaupun Drumas tidak setiap hari ke masjid, masuk kursi rodanya mungkin bisa dihitung dengan jari tapi selama ini enggak apa-apa. Tidak ada apa-apa, bahkan mendapat banyak bantuan," ucap Octorina.
Diselesaikan dengan Damai
Terkini, Octorina dan suaminya telah bertemu dengan pihak Masjid Al Muslimin yang digelar pada Sabtu sore.
Kepada Octorina, pengurus masjid menyatakan larangan kursi roda masuk ke dalam masjid adalah bentuk antisipasi najis yang bisa mengotori tempat ibadah tersebut.
"Intinya adalah pengurus masjid sudah memberi penjelasan ke kami bahwa itu adalah bentuk kehati-hatian dari najis," imbuh dia.
Dalam pertemuan itu, kata Octorina, pengurus masjid juga sepakat menyediakan kursi roda khusus yang bisa digunakan anaknya di dalam masjid.
Source | : | TribunStyle.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar