"10 kali bisa tidak banyak kalau pasangannya sama-sama mau dan menyanggupi, sebaliknya dua kali seminggu bisa terasa terlalu banyak jika pasangan memang tidak menginginkannya," tutur Zoya, Dikutip dari YouTube Zoya Amirin, Rabu (10/5/2023)
Zoya menjelaskan bahwa belum diketahui apakah perilaku seksual tersebut termasuk hiperseksual atau tidak.
Hal ini karena, menurutnya, diperlukan diagnosis dan pemeriksaan langsung untuk membuktikannya.
"Agak susah kalau mau dibilang hiperseks, ini bisa label yang diberikan individu atau pasangannya saja," ucapnya.
Sependapat dengan Zoya, dokter kecantikan dan seksolog Haekal Anshari mengatakan bahwa seberapa banyak hubungan seks yang kamu lakukan tidak bisa menjadi kriteria untuk menentukan apakah kamu mengalami hiperseks.
Menurut Haekal, hiperseksualitas dapat terjadi pada seseorang ketika ia tidak dapat menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks.
Dalam artian tidak bisa melihat tempat, keadaan, waktu, dan kondisi pasangannya.
"Ini seperti kecanduan karena yang dicari oleh penderita hiperseksualitas adalah kenikmatan, sehingga mereka bisa melampiaskan kebutuhan seksualnya pada orang lain, tanpa memandang ikatan emosional," kata Haekal.
Dia juga menambahkan bahwa orang dengan paraphilia tidak meminta persetujuan seksual dari pasangannya.
Dengan kata lain, mereka tidak peduli dengan persetujuan pasangannya untuk berhubungan seks.
Hackal juga menambahkan bahwa mereka cenderung memaksakan keinginannya bahkan untuk kesenangannya sendiri karena tidak baik bagi mereka jika keinginannya tidak terpenuhi.
Baca Juga: Coba deh Makan 4 Makanan Sehat Ini Sebelum Hubungan Intim, Dijamin Bikin Pasangan Betah di Ranjang
Source | : | Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar