“Jemaah haji lansia rentan terkena infeksi paru karena daya tahan tubuhnya menurun dipengaruhi penuaan, penyakit kronis, stres, kelelahan, dehidrasi, dan penyesuaian iklim,” kata Arfik.
Menurut Arfik, gejala infeksi paru pada lansia tidak spesifik berupa batuk karena masalah perubahan imunitas.
Gejala awal infeksi paru yang dirasakan berupa tidak nafsu makan, lemas, kurang energik, menyendiri, sering jatuh, kedinginan, gangguan kencing, nafas terasa berat, mudah lelah, mendadak lupa, bahkan penurunan kesadaran.
“Beberapa pasien lansia yang kami rawat tidak selalu batuk namun hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien terkena infeksi paru-paru,” ucap Arfik.
Selain infeksi paru, jemaah haji lansia juga banyak yang terkena gangguan pikun akut atau penurunan daya ingat secara mendadak padahal sebelumnya tidak mengalami masalah sejenis di Tanah Air.
Gejala gangguan pikun akut pada lansia bisa berupa gelisah, marah-marah hingga mengamuk, tersesat, gangguan tidur, ada juga yang menjadi pendiam dan menyendiri, serta kebingungan.
Lebih lanjut Arfik menjelaskan, gangguan pikun dikenal dengan istilah delirium. Jika kondisinya kronis atau berkepanjangan, penyakit ini dikenal dengan demensia.
“Biasanya penyakit ini sudah lama diidap pasien namun sering tidak dikenali gejalanya oleh keluarga maupun tenaga kesehatan. Perburukan kondisi dialami jemaah haji saat sudah tiba di Tanah Suci,” kata Arfik.
Baca Juga: Viral di TikTok Resep Mi Goreng Seblak ala Rafael Tan, Begini Cara Membuatnya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar