GridPop.ID - Peraturan baru terkait pembelian gas elpiji 3 Kg mulai tahun depan akan berubah.
Pasalnya, mulai taun depan tak semua orang bisa membeli gas elpiji 3 Kg.
Dilansir dari laman kompas.com, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa mulai tahun depan pembelian elpiji 3 kilogram (kg) tidak bisa diakses dengan bebas oleh setiap orang.
Hanya masyarakat yang terdaftar dalam data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang bisa membeli gas tabung melon bersubsidi tersebut.
Rencana implementasi kebijakan pembatasan di tahun depan itu dikonfirmasi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.
"Ya kurang lebih begitu," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Nantinya, masyarakat yang berhak dan telah terdaftar dalam data P3KE tersebut hanya perlu menunjukkan identitas alias KTP apabila ingin membeli elpiji 3 kg.
Tutuka menuturkan, mulanya data yang digunakan adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam data DTKS sehingga pemerintah turut melibatkan data P3KE.
"Kami memakai P3KE karena di P3KE mempunyai satgas updating, dan P3KE ini sebenarnya bersejarah, dulunya dari data BKKBN, jadi panjang histori pendataannya," papar dia.
Ia menambahkan, tujuan pendataan ini untuk memastikan penyaluran elpiji 3 kg bisa tepat sasaran.
Terlebih lagi, konsumsi gas subsidi tersebut trennya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2018 realiasinya tercatat mencapai 6,53 juta metrik ton (MT), di 2019 sebanyak 6,84 juta MT, 2020 sebanyak 7,14 juta MT, 2021 sebanyak 7,46 juta MT, serta 2022 sebanyak 7,80 juta MT.
Sementara realisasi di tahun ini, hingga Mei 2023 penyalurannya sudah mencapai 3,32 juta MT. Realisasi itu setara 41,6 persen dari kuota yang ditetapkan pemerintah untuk 2023.
Untuk tahun depan, Kementerian ESDM telah mengusulkan kuota elpiji 3 kg sebanyak 8,2-8,3 juta MT.
Kuota itu naik dari yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebanyak 8 juta MT.
"Kami sebenarnya ingin satu, yaitu jadi tepat sasaran. Jadi kalau banyak mengalir untuk warung makan besar, itu kita ada menduga beberapa (disalurkan) ke tempat seperti itu. Soalnya kayaknya kok kurang terus elpijinya," ungkap Tutuka.
Rincian Lengkap Kuota Subsidi Listrik, Gas Elpiji dan BBM Tahun 2024
Dilansir dari laman tribunpontianak.co.id, berikut rincian kuota Subsidi BBM, listrik hingga Gas Elpiji yang masuk dalam rencana usulan di tahun 2024.
Hal itu dijelaskan secara rinci oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) Arifin Tasrif.
Adapun volume bahan bakar minyak ( BBM ) diusulkan sebesar 18,73-18,76 juta kiloliter.
Sementara elpiji bersubsidi sebesar 7,80-7,90 juta Metrik Ton pada tahun anggaran 2024.
Seperti yang dia sampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Senin 5 Juni 2023.
Baca Juga: Tips Hidup Cegah Tabung Gas Elpiji Meledak, Pastikan Alat Sesuai SNI hingga Cek Ventilasi Dapur
"Kami mengusulkan volume BBM bersubsidi dalam RAPBN TA 2024 sebesar 18,73-18,76 juta KL, yang terdiri dari minyak tanah sebesar 0,573-0,574 juta KL dan minyak solar sebesar 18,16-18,18 juta KL."
"Mencermati realisasi sampai dengan bulan Mei 2023 dan outlook 2023, kami mengusulkan volume elpji 3 kg dalam RAPBN TA 2024 sebesar 7,80-7,90 juta MTon," paparnya.
Berikutnya, Kementerian ESDM mengusulkan subsidi tetap untuk minyak solar sebesar Rp 1.000 per liter dan subsidi listrik pada RAPBN 2024 sebesar Rp 69,81 triliun-Rp 74,85 triliun.
Subsidi listrik juga diusulkan pada RAPBN 2024 sebesar Rp 69,81 triliun-74,85 triliun dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) 70-80 per barel dan nilai tukar sebesar Rp 14.700-Rp 15.300 per dollar AS.
"Usulan kebijakan subsidi listrik tahun 2024, yaitu tepat sasaran diberikan hanya kepada golongan yang berhak untuk rumah tangga diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong pengembangan energi baru terbarukan yang lebih efisien," sambung Arifin.
Lebih lanjut kata Arifin, Kementerian ESDM mengusulkan asumsi ICP dalam RAPBN TA 2024 sebesar 70-80 per barel.
"Hal ini didasari atas realisasi rata-rata ICP sampai dengan Mei 2023 sebesar 76,41 per barel dan cenderung turun.
Serta berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari United State-Energy Information Administration-Department of Energy, harga minyak dunia tahun 2024 diperkirakan pada kisaran 69,47-88,01 per barel," paparnya.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi harga minyak seperti pertumbuhan ekonomi global melambat dengan inflasi tinggi di beberapa negara.
OPEC+ akan melakukan kontrol pasokan minyak untuk menjaga harga di kisaran 80 per barel, pertumbuhan produksi minyak mentah AS.
Kemudian krisis geopolitik Rusia-Ukraina mengurangi ekspor minyak Rusia.
Surplus pasokan minyak semester I 2023 berubah menjadi defisit pada semester II 2023, dan pembukaan kembali perbatasan China.
Selain besaran ICP, Kementerian ESDM juga mengusulkan lifting minyak dan gas bumi sebesar 1.596.000-1.706.000 barel setara minyak per hari.
Dengan rincian untuk lifting minyak bumi sebesar 597.000-652.000 barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 999.000-1.054.000 barel setara minyak per hari. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunpontianak |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar