Perselingkuhan bukanlah respons terhadap masalah dengan hubungan yang sudah ada.
Sebaliknya, ini adalah reaksi terhadap kebosanan. Sebanyak 74 persen responden menyebut, rasa bosan sebagai pemicu munculnya keinginan untuk berselingkuh.
Dan, lebih banyak pria menjelaskan bahwa perselingkuhan mereka terkait dengan alasan ini.
3. Merasa diabaikan
Mirip dengan perasaan kurang cinta, sebagian orang menganggap perselingkuhan sebagai tanggapan atas kurangnya perhatian dari pasangan.
Sebanyak 70 persen responden mengungkapkan, perasaan diabaikan setidaknya cukup terkait dengan ketidaksetiaan mereka.
Dalam hal ini, lebih banyak wanita daripada pria yang menyadari motif ini menjadi salah satu alasan untuk berselingkuh.
4. Kondisi atau situasi
Tidak setiap tindakan perselingkuhan direncanakan dan didorong oleh ketidakpuasan dengan hubungan yang berjalan.
Buktinya, ada 70 persen responden yang mengungkapkan faktor kondisi atau situasi adalah alasan utama menjadi tidak setia.
Mungkin situasinya mereka sedang minum alkohol secara berlebihan, atau masuk ke dalam kesempatan yang tidak bisa diantisipasi sebelumnya.
Lebih banyak pria yang mengenali motif ini sebagai alasan perselingkuhannya, ketimbang wanita.
5. Hasrat seksual
Sekitar sepertiga dari responden mengaku mengalami dorongan untuk berselingkuh karena hasrat seksual.
Mungkin dalam hubungan yang sudah mapan, individu tidak terlibat dalam frekuensi seks, gaya seks, atau perilaku seksual spesifik yang diinginkan.
Kehidupan seksual yang kurang memuaskan akhirnya dapat berkontribusi pada munculnya perselingkuhan, dan sebagian besar banyak dilakukan oleh pria daripada wanita. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar