GridPop.ID - Aturan melakukan hubungan intim di setiap negara tentunya berbeda-beda ya.
Satu contoh misalnya di negara Jepang.
Belum lama ini, Jepang memberikan aturan baru terkait warganya yang hendak melakukan hubungan intim.
Jepang menaikan batas usia 16 tahun untuk wanita bebas berhubungan intim atau berhubungan seks dengan lawan jenisnya.
Artinya, pria dewasa di Jepang tak lagi dapat memperdayai gadis belia yang berusia di bawah 16 tahun.
Awalnya Jepang memperbolehkan pria dewasa berhubungan seks dengan gadis berusia 13 tahun dengan persetujuannya.
Perubahan itu resmi ditetapkan parlemen Jepang dalam undang-undang kejahatan seks pada Jumat (16/6/2023).
Dilansir dari CNA, Jepang tidak berubah sejak 1907, dengan anak-anak berusia 13 tahun ke atas dianggap mampu menyetujui untuk hubungan seks.
Di bawah undang-undang sebelumnya, jaksa harus membuktikan korban tidak berdaya karena kekerasan dan intimidasi.
Sementara itu di Filipina sudah lebih dulu menaikan batas usia persetujuan seksual.
Pada 2022 lalu, Filipina menaikan batas usia persetujuan seksual dari usia 12 tahun menjadi 16 tahun.
Sebelumnya, Filipina adalah surga bagi pedofilia karena orang dewasa boleh berhubungan seks dengan anak usia 12 tahuan dengan persetujuan sang anak.
Aturan tersebut juga sudah berlaku sejak puluhan tahun.
Para pelaku kejahatan seks selalu berlindung dalam aturan 'Consent' itu.
Mereka berdalih telah mendapatkan persetujuan oleh si gadis yang masih berusia 12 tahun.
Usia yang baru 12 tahun dan sudah mendapat "consent" untuk seks di Filipina awalnya adalah usia persetujuan termuda di Asia, bahkan salah satu yang termuda di dunia.
Gabriela Women's Party mencatat, ada satu anak yang diperkosa setiap 53 menit di Filipina.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul "Jepang Tak Lagi Bolehkan Pria Dewasa Berhubungan Seks Dengan Gadis 13 Tahun"
Baca Juga: Sering Lakukan Hubungan Intim Tanpa Foreplay? Hati-hati, Bisa Jadi Tanda Seks Tidak Sehat loh
(*)
Source | : | TribunPekanbaru.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar