Dilansir dari Medical News Today, anus tidak mempunyai sel-sel yang menciptakan pelumas alami seperti yang dimiliki vagina.
Lapisan rektum juga lebih tipis dibandingkan dengan vagina.
Kurangnya pelumasan dan jaringan yang lebih tipis meningkatkan risiko robekan akibat gesekan di anus dan rektum.
Bukan itu saja, tinja secara alami mengandung bakteri melewati rektum dan anus ketika keluar dari tubuh.
Sehingga bakteri berpotensi meningkatkan risiko abses dubur, infeksi kulit dalam biasanya memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
Selain itu, seks anal juga menyebabkan infeksi menular seksual seperti, klamidia, gonore, hepatitis, HIV, dan herpes.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Suar.id |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar