5. Displasia serviks
Sementara itu, displasia serviks dapat terjadi ketika sel-sel prakanker abnormal tumbuh di lapisan saluran serviks, yang merupakan lubang pemisah antara vagina dan rahim.
Pertumbuhan ini kemudian dapat mengiritasi dan akhirnya merusak jaringan di sekitarnya, terutama selama pengidapnya melakukan hubungan seksual.
6. Kelainan anatomi
Kelainan anatomi juga dapat menyebabkan vagina berdarah.
Beberapa orang terlahir dengan memiliki organ reproduksi yang berbeda bentuk, yang dapat meningkatkan kemungkinan gesekan dan robekan yang menyakitkan.
7. Gangguan pendarahan
Penyakit yang menyebabkan pendarahan atau pembekuan abnormal dapat meningkatkan risiko pendarahan setelah hubungan seksual.
Selain itu, apabila kamu mengonsumsi obat pengencer darah, itu juga mungkin memiliki efek yang satu ini.
8. Kanker
Perdarahan setelah berhubungan seksual acap kali dianggap sebagai gejala umum dari kanker serviks dan kanker rahim.
Baca Juga: 75 Persen Wanita Lebih Suka Matikan Lampu Saat Hubungan Intim, Ternyata Ini Alasannya
Source | : | Sonora.ID,OpenAI |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar