"Baik seks dan meditasi membantumu merasa menyatu dengan diri sendiri dan dunia, intuisi akan diperkuat."
"Kita juga akan merasa lebih kreatif dan mampu mengatasi masalah dengan pikiran yang rileks,” imbuh Anami.
Setelah seks
Saat mencapai orgasme, hipotalamus -bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh- bekerja amat keras mempersiapkan tubuh untuk orgasme.
"Ada pelepasan oksitosin dan peningkatan dopamin saat dinding vagina mulai berkontraksi."
Faktanya, oksitosin menghilangkan kortisol -hormon stres utama pada manusia.
"Kebanyakan dari kita hidup dengan tingkat kortisol yang tinggi. Oksitosin menyeimbangkan hal ini, membuat kita merasa puas, dan rileks,” kata Anami.
“Kita bahkan mungkin memiliki refleks di tangan dan kaki. Itulah sebabnya kita mungkin mengepalkan tangan ke tempat tidur atau ke tubuh pasangan saat mencapai klimaks," tambah Brahmbhatt.
"Sensasi ini mungkin terasa seperti kehilangan kendali total, tetapi kenyataannya adalah tubuh sepenuhnya dalam kendali penuh," ujar Anami lagi.
Tubuh melepaskan serotonin dan DHEA (Dehydroepiandrosterone), yakni sejenis hormon steroid yang dibuat oleh kelenjar adrenal pada laki- laki dan perempuan, pada saat klimaks.
“Serotonin adalah neurotransmitter yang mengatur suasana hati dan membuat kita merasa damai, dan bahagia."
"DHEA memiliki efek antidepresan dan meningkatkan kekebalan,” kata Brahmbhatt.
Intinya, jika kita meningkatkan kuota orgasme, ini akan meningkatkan mood.
Pencapaian ini akan membuat kita merasa sangat baik, meskipun secara teknis peningkatan dopamin dan oksitosin turun cukup cepat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hal yang Terjadi pada Otak Saat Bercinta, Mau Tahu?"
Baca Juga: NGILU! Alat Vital Pria Ini Patah saat Melakukan Hubungan Intim, Dokter Beberkan Penyebabnya
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar